Christopher Wray Mundur Jadi Direktur FBI, Ini Alasannya!
GELUMPAI.ID – Christopher Wray, Direktur FBI, mengungkapkan alasan mengapa ia memutuskan untuk mengundurkan diri saat diwawancarai dalam program “60 Minutes” di CBS pada Minggu (12/1). Keputusan ini diambil meski masa jabatannya masih menyisakan tiga tahun.
“Kalau situasinya berbahaya, kenapa Anda memutuskan untuk mundur?” tanya pembawa acara Scott Pelley.
Dalam wawancara tersebut, Wray, 58 tahun, menjelaskan bahwa ancaman terbesar bagi Amerika Serikat saat ini berasal dari Tiongkok, termasuk kemampuan untuk menyerang infrastruktur kritis AS, hingga terorisme domestik seperti yang dilakukan Shamsud-Din Jabbar di New Orleans.
“My decision to retire from the FBI was one of the hardest decisions I’ve ever had to make,” ujar Wray.
Wray mengatakan bahwa meskipun ia sangat peduli dengan FBI dan para personelnya, keputusan untuk mundur ini dipengaruhi oleh keinginan Presiden terpilih Donald Trump yang menginginkan perubahan kepemimpinan di lembaga tersebut. Wray mengumumkan pengunduran dirinya pada Desember lalu.
“Presiden terpilih telah menyatakan dengan jelas bahwa ia ingin ada perubahan. Saya menyimpulkan bahwa hal terbaik bagi biro adalah melakukannya dengan cara yang tertib, tanpa membawa biro ini lebih dalam ke pusaran konflik,” jelas Wray.
Hubungan dengan Trump Memburuk
Wray sebelumnya ditunjuk oleh Trump pada 2017 untuk menggantikan James Comey. Namun, hubungan keduanya memburuk, terutama setelah FBI menggerebek Mar-a-Lago, kediaman pribadi Trump di Florida, terkait dugaan kepemilikan dokumen rahasia.
“Pekerjaan kami di FBI adalah mengikuti fakta ke mana pun arahnya, tanpa memedulikan siapa yang menyukainya atau tidak,” kata Wray.
Ketegangan semakin memanas ketika Wray mempertanyakan insiden di rapat umum Trump pada Juli 2023 di Butler, Pennsylvania. Dalam sebuah sidang, ia menyatakan ada ketidakpastian terkait apakah Trump terkena peluru atau hanya serpihan.
Trump Sambut Resignasi Wray
Setelah Wray mengumumkan pengunduran dirinya, Trump menyebut keputusan tersebut sebagai “hari yang luar biasa bagi Amerika” dan menuduh FBI telah menjadi alat “Departemen Ketidakadilan.”
Tinggalkan Komentar