GELUMPAI.ID — Indonesia mencetak sejarah baru dengan ekspor perdana bubuk kratom ke pasar Amerika Serikat dan Eropa. Sebanyak 351 ton tanaman herbal ini dikirim oleh PT Oneject Indonesia dengan nilai transaksi mencapai US$1,053 juta atau sekitar Rp17,4 miliar.
Pelepasan ekspor dilakukan oleh Menteri Perdagangan Budi Santoso di Cikarang, Jumat (28/2/2025). “Hari ini kita melakukan pelepasan ekspor kratom sebanyak 351 ton atau 13 kontainer, dengan nilai US$1,053 juta,” ujar Budi.
Sejak dulu, kratom diekspor dalam bentuk daun mentah dengan harga rendah, hanya Rp35.000 per kg. Namun, aturan baru dalam Permendag Nomor 20 dan 21 Tahun 2024 mewajibkan kratom diekspor dalam bentuk serbuk dengan ukuran di bawah 600 mikron. Hasilnya? Harga melonjak hingga US$5 per kg atau sekitar Rp82.877.
“Harapan kita ke depan, kratom bisa diolah lebih lanjut agar nilai tambahnya makin tinggi. Bukan hanya serbuk,” lanjut Budi.
Meski menjanjikan cuan besar, ekspor kratom tidak semudah itu. Standar ketat diterapkan dalam produksi. Dari 76 sampel yang diuji, hanya 14 yang lolos, 8 gagal, dan sisanya masih dalam proses.
“Kami punya standar tinggi agar ekspor ini tidak hanya menguntungkan industri, tapi juga menjaga reputasi bangsa,” tegas Direktur Utama PT Sucofindo, Jobi Trianada.
Selain itu, semua kratom yang dikirim harus melalui sterilisasi menggunakan teknologi iradiasi Elektron Beam (E-Beam) agar bebas patogen dan aman selama perjalanan.
“Sterilisasi ini penting agar produk tetap berkualitas dan tidak terkontaminasi saat tiba di negara tujuan,” kata Direktur Utama PT Oneject Indonesia, Jahja Tear Tjahjana.
Sumber: CNBC Indonesia