Gunung Bawah Laut Axial Seamount di Prediksi Meletus Sebelum Akhir 2025!
GELUMPAI.ID – Gunung berapi bawah laut Axial Seamount di Samudra Pasifik diprediksi bakal “meledak” sebelum akhir tahun 2025! Gunung ini, yang terletak 470 kilometer dari Pantai Oregon, sedang “membengkak” akibat penumpukan magma, menjadikannya salah satu gunung bawah laut paling aktif di dunia.
Para ilmuwan yakin letusan ini tak terelakkan. Berdasarkan pengamatan puluhan tahun, pola vulkanik Axial menunjukkan aktivitas yang sangat konsisten. Letusan terakhir tercatat pada 1998, 2011, dan 2015. “Berdasarkan pola saat ini, Axial diperkirakan meletus sebelum akhir 2025,” ujar peneliti pada pertemuan American Geophysical Union 2024, dikutip dari ZME Science.
Namun, prediksi gunung berapi tak bisa dibandingkan dengan gempa bumi. Dilansir detikcom, kebanyakan prediksi letusan hanya memberi peringatan beberapa jam sebelum kejadian. Axial Seamount, dengan keteraturan uniknya, jadi pengecualian. Aktivitas gunung ini didokumentasikan dengan sangat teliti, membuatnya jadi “laboratorium hidup” bagi para ilmuwan.
Fakta Mengejutkan di Balik Aktivitas Axial
Selama lebih dari satu dekade, sensor canggih di bawah laut mendeteksi gemuruh dan tonjolan Axial. Pada pertengahan 2024, lonjakan gempa mencapai 500 kali per hari! “Ini tidak bisa terus seperti ini,” kata Bill Chadwick, ilmuwan vulkanologi terkemuka.
Axial juga menjadi salah satu gunung berapi bawah laut yang paling “terinstrumentasi” di dunia, dengan sensor tekanan, drone bawah laut, dan teknologi ROV memberikan data detail. Teknik mutakhir seperti full waveform inversion (FWI) bahkan berhasil memetakan reservoir magma di bawah permukaan, memperlihatkan fraksi lelehan hingga 37%, hampir mencapai batas kritis untuk letusan.
Potensi Bahaya: Dari Tsunami hingga Kerusakan Ekosistem
Meski jauh dari manusia, letusan gunung bawah laut seperti Axial bisa memicu tsunami dan merusak ekosistem laut. Letusan Hunga Tonga tahun 2022, misalnya, menyebabkan kerugian hingga $90 juta. Para ilmuwan kini berharap dapat memantau letusan Axial secara langsung untuk mempelajari dampaknya terhadap ventilasi hidrotermal dan kehidupan laut di sekitarnya.
Tinggalkan Komentar