GELUMPAI.ID – India baru aja ngeluarin langkah besar dengan motong pajak penghasilan (PPh) untuk kelas menengah. Tujuannya? Biar daya beli warga yang tertekan ekonomi bisa bangkit lagi. Langkah ini diambil buat ngehajar ekonomi yang lagi lesu akibat ketidakpastian global.
Menteri Keuangan India, Nirmala Sitharaman, ngomong kalau mereka siapin insentif pajak sebesar 1 triliun rupee, alias Rp188 triliun. Dengan kebijakan ini, orang yang penghasilannya sampai 1,28 juta rupee per tahun (sekitar Rp240 juta) bakal bebas dari pajak. PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak) juga naik jauh, dari sebelumnya cuma 700 ribu rupee (Rp131 juta) per tahun.
“Langkah ini bakal ngurangin pajak buat kelas menengah secara signifikan, yang nantinya bakal ningkatin konsumsi rumah tangga, tabungan, dan investasi,” ujar Nirmala, seperti dikutip Bloomberg.
Dengan reformasi pajak ini, sekitar 10 juta orang diprediksi bakal kebagian manfaat, sementara total wajib pajak yang bebas pajak bakal mencapai 60 juta orang, yang artinya sekitar 74% dari total wajib pajak di India.
Meski begitu, proyeksi pertumbuhan ekonomi India tahun depan cuma 6,4%, jauh dari target Perdana Menteri Modi yang pengen capai 8%. Namun, untuk tahun 2026, pertumbuhannya diprediksi bisa mencapai 6,3% hingga 6,8%.
Pemerintah juga berencana buat lebih fokus ke belanja infrastruktur walaupun ekonomi India masih terpengaruh oleh dampak kebijakan proteksionis Trump yang mengguncang perdagangan global. Ini saat yang tepat buat pemerintah India menggenjot daya beli masyarakat.
Para pengusaha percaya kalau pemotongan pajak ini bakal efektif. Soalnya, dengan lebih banyak uang di tangan, masyarakat bakal lebih berani belanja. Konsumsi rumah tangga di India tuh nyumbang sekitar 60% dari PDB, tapi belakangan ini, warga mulai menahan belanja karena inflasi tinggi dan kenaikan gaji yang terbatas.
“Reformasi pajak ini pasti bakal bikin pendapatan yang bisa dibelanjakan naik, dan itu bakal dorong permintaan di produk-produk penting dan aspiratif,” kata Aasif Malbari, CFO Godrej Consumer Products, seperti dikutip Reuters.