GELUMPAI.ID — Isack Hadjar merasa yakin bisa meraih poin pertama di Formula 1 pada GP China setelah insiden di Melbourne, meski ia mengakui masih harus terus belajar.
Hadjar, yang gagal memulai balapan di GP Australia pekan lalu setelah mengalami kecelakaan di lap formasi dalam kondisi hujan, bangkit kembali dengan performa solid di Shanghai.
Ia berhasil mencatatkan waktu kualifikasi 1m31.079s di Q3, menempatkannya di posisi ketujuh, hanya kalah dari duo Ferrari, Charles Leclerc dan Lewis Hamilton, namun mengungguli Andrea Kimi Antonelli dari Mercedes dan rekan setimnya yang lebih berpengalaman, Yuki Tsunoda.
“Saya sangat bangga dengan tim,” ungkap Hadjar kepada Sky TV. “Saya tidak percaya betapa bagusnya performa mobil saat ini. Saya langsung merasa nyaman sejak Q1 dan mobil ini sudah berada pada level yang baik, jadi saya sangat senang dengan apa yang ada di bawah saya.”
Meski ia mengakui performa jangka panjang mobilnya masih menjadi tanda tanya, pembalap asal Prancis-Aljazair ini tetap optimis bisa menembus posisi 10 besar dan meraih poin pertama dalam karier F1-nya.
“Jelas, mereka yang di depan secara realistis sulit dicapai di jangka panjang. Tapi jika saya berhasil memulai dengan baik, saya rasa saya berada di posisi yang bagus untuk meraih poin pertama saya. Itu target pasti,” tambahnya.
Hadjar juga mengungkapkan pengalamannya dari F2 yang membantunya dalam manajemen ban di F1.
“Ini adalah latihan yang sangat baik untuk manajemen ban. Balapan pagi ini [di sprint race] adalah balapan pertama saya yang nyata, dan saya merasa cukup baik dalam mengelola ban,” ujarnya.
Meski begitu, ia sadar masih ada banyak hal yang perlu diperbaiki.
Ditanya tentang kemampuannya untuk mempertahankan posisi dari Mercedes yang lebih cepat, Hadjar tidak terlalu yakin.
“Saya rasa itu tidak mungkin. Jika dia memiliki kecepatan lebih di jarak tempuh panjang, dia bisa melakukan undercut atau overcut,” kata Hadjar. “Saya akan melakukan yang terbaik, tapi P8 sudah cukup memuaskan.”
Hadjar juga mengungkapkan bagaimana ia pulih dari kekecewaan di Melbourne setelah kecelakaan yang menghalanginya untuk memulai balapan.