GELUMPAI.ID – Jimmy Lai, seorang tokoh demokrasi Hong Kong, mengungkapkan di pengadilan bahwa dirinya membayar seorang mantan jenderal AS untuk memberi nasihat kepada mantan Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, pada akhir 2017. Namun, Lai membantah tuduhan yang menyebutkan bahwa dia berusaha membahayakan keamanan nasional China.
Pada hari pertama pemeriksaan silang oleh jaksa pemerintah, Lai mengakui adanya “proyek” di mana dia berusaha memperkuat komunikasi antara pemerintahan AS di bawah Presiden Donald Trump dengan Taiwan, yang saat itu dipimpin oleh Tsai.
Lai, yang kini berusia 77 tahun, adalah pendiri surat kabar pro-demokrasi Apple Daily yang telah ditutup. Ia menghadapi dua tuduhan konspirasi untuk berkolusi dengan kekuatan asing dan satu tuduhan konspirasi untuk menerbitkan materi yang dianggap hasutan. Jika terbukti bersalah, Lai dapat dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
Lai telah dijebloskan ke dalam sel isolasi sejak Desember 2020 setelah penangkapannya berdasarkan undang-undang keamanan nasional yang diberlakukan China. Pengadilan ini sudah memasuki hari ke-119.
Pemerintah AS dan Inggris menyerukan pembebasan segera Lai dan mengkritik pengadilan ini sebagai tindakan bermuatan politik, seiring dengan penindakan China terhadap Hong Kong dalam kerangka penegakan undang-undang keamanan nasional.
Namun, otoritas China dan Hong Kong menyatakan bahwa undang-undang keamanan nasional diperlukan untuk mengembalikan stabilitas di Hong Kong dan menegaskan bahwa setiap orang diperlakukan secara adil menurut hukum, termasuk Lai.
Jaksa Anthony Chau mempresentasikan pesan WhatsApp yang katanya mengungkapkan bahwa Lai membantu mengatur pertemuan di Taipei antara mantan jenderal AS Jack Keane, mantan wakil menteri pertahanan AS Paul Wolfowitz, dan Presiden Taiwan saat itu, Tsai Ing-wen, yang ingin mengetahui sikap pemerintah Trump terhadap Taiwan.
Jaksa pun menanyakan apakah Lai berusaha menggunakan Taiwan sebagai alat tawar terhadap China, serta apakah dia melibatkan Keane dan Wolfowitz untuk memberi nasihat terkait peningkatan militer Taiwan. Lai membantah tuduhan tersebut dan juga menegaskan bahwa ia tidak terlibat dalam upaya apapun yang dapat membahayakan keamanan nasional.