GELUMPAI.ID — Genophobia adalah kondisi langka yang menyebabkan seseorang merasa takut atau cemas berlebihan saat dihadapkan pada situasi seksual. Hal ini membuat aktivitas seksual yang seharusnya menyenangkan justru menimbulkan rasa panik.
Penderita genophobia merasakan ketakutan ekstrem saat berpikir atau hendak melakukan hubungan seksual. Gejala yang muncul antara lain mual, pusing, nyeri kepala, hingga sesak napas.
Bahkan, beberapa penderita bisa merasa tubuhnya tak dapat bergerak sama sekali ketika berada dalam situasi yang berhubungan dengan seks.
Kondisi ini sering kali menyebabkan kerenggangan dalam hubungan, karena penderita akan menghindar dari seks dan mungkin berteriak atau membentak pasangannya.
Dalam beberapa kasus, genophobia dapat berujung pada perceraian jika pasangan tidak memahami kondisinya.
Beberapa orang dengan genophobia masih dapat berinteraksi seksual dalam bentuk lain, seperti berciuman atau seks oral. Namun, mereka tetap merasakan ketakutan berlebihan saat diajak berhubungan intim.
Penyebab genophobia bervariasi. Salah satunya adalah trauma seksual, seperti pelecehan atau pemerkosaan, yang dapat menyebabkan gangguan psikologis.
Selain itu, kekhawatiran tentang tidak dapat memuaskan pasangan atau takut terkena penyakit menular seksual juga bisa memicu ketakutan berlebih terhadap hubungan seks.
Gangguan dismorfik tubuh atau perasaan malu terhadap penampilan juga menjadi salah satu faktor. Beberapa orang merasa tidak nyaman memperlihatkan tubuh mereka saat berhubungan intim, yang dapat memperburuk kondisi ini.
Kondisi medis lain, seperti vaginismus (pengejan otot vagina yang menyebabkan rasa sakit saat penetrasi) atau disfungsi ereksi pada pria, juga dapat menjadi pemicu genophobia.
Rasa sakit atau ketidakmampuan seksual yang berulang kali dialami dapat memperburuk ketakutan terhadap seks.
Pengobatan untuk genophobia umumnya melibatkan psikoterapi, terutama terapi perilaku kognitif yang membantu mengalihkan pikiran negatif. Jika terapi saja tidak cukup, obat antidepresan dapat digunakan untuk meredakan gejalanya.