GELUMPAI.ID – Krisis pensiun ternyata jadi ancaman global yang tak bisa dianggap remeh. World Economic Forum (WEF) mencatat, potensi masalah pensiunan dalam 10 tahun mendatang bisa berdampak besar. Diungkapkan dalam The Global Risks Report 2025, fenomena ini semakin terasa mengingat lonjakan jumlah lansia di seluruh dunia.
Menurut laporan WEF, sekitar 5% dari 11.000 pemimpin bisnis yang disurvei di 121 negara melihat krisis pensiun akan mencuat dalam 2 tahun mendatang. Bahkan dalam jangka 10 tahun, angka ini naik menjadi 12%, menandakan potensi risiko yang lebih besar.
“Selama dekade ke depan, krisis pensiun dan implikasinya akan mulai terasa di masyarakat yang sangat menua,” tulis laporan itu pada Kamis (16/1/2025).
Faktor utama yang membuat risiko pensiun kian berbahaya, lanjut laporan WEF, adalah sistem pensiun saat ini yang tidak lagi memadai untuk mendukung populasi usia lanjut yang terus berkembang. Saat ini banyak negara yang masih mengandalkan skema pensiun dengan persyaratan usia yang lebih muda, padahal kebutuhan akan dana pensiun semakin besar.
Meningkatnya rasio ketergantungan, atau perbandingan antara usia produktif dan non-produktif, membuat lebih sedikit orang yang dapat berkontribusi pada dana pensiun. Ini berpotensi meningkatkan tekanan pada dana pensiun institusional. Terlebih lagi, banyak institusi yang mulai berinvestasi pada aset berisiko tinggi, seperti kripto, dengan harapan mendapatkan imbal hasil yang besar. Namun, risiko kegagalan dalam berinvestasi pun tetap mengintai.
Krisis ini juga semakin terburuk dengan kemunculan ekonomi gig, yang memungkinkan banyak orang bekerja tanpa jaminan pensiun yang memadai. Pekerja informal, yang mengandalkan pendapatan tidak tetap, kerap kali gagal membangun tabungan pensiun yang memadai.
Kehadiran ketimpangan dana pensiun ini juga berisiko memperburuk ketimpangan sosial, terutama di Uni Eropa, di mana satu dari lima orang lansia akan menghadapi risiko kemiskinan pada 2035.
WEF juga menemukan bahwa seperempat eksekutif global mendukung kebijakan reformasi pensiun dan perpanjangan usia pensiun, meskipun mereka juga menyadari tantangan besar dalam menjalankan kebijakan ini. Salah satunya, dampak kebijakan tersebut mungkin tidak sebesar yang diharapkan dalam menangani krisis pensiun.