GELUMPAI.ID — Kunyit bukan sekadar bumbu dapur, tetapi juga memiliki berbagai manfaat kesehatan yang telah dibuktikan oleh penelitian ilmiah. Senyawa utama dalam kunyit, kurkumin, memiliki sifat antiinflamasi, antioksidan, hingga berpotensi mencegah kanker.
Kandungan kurkumin dalam kunyit memang relatif kecil, hanya sekitar 1-6 persen dari beratnya. Namun, efeknya bisa lebih optimal jika dikonsumsi dalam bentuk ekstrak atau dengan tambahan piperin dari lada hitam untuk meningkatkan penyerapannya.
10 Manfaat Kesehatan Kunyit
- Mengandung senyawa bioaktif bersifat obat
Kurkumin dalam kunyit memiliki efek antiinflamasi dan antioksidan yang kuat. - Memiliki sifat antiinflamasi
Kurkumin berpotensi mengurangi peradangan yang berperan dalam berbagai penyakit kronis seperti jantung dan kanker. - Meningkatkan kapasitas antioksidan tubuh
Kurkumin membantu menetralkan radikal bebas serta meningkatkan aktivitas enzim antioksidan. - Kurangi risiko gangguan otak
Kurkumin dapat meningkatkan kadar BDNF, protein penting dalam fungsi otak, yang berpotensi mengurangi risiko Alzheimer dan depresi. - Menurunkan risiko penyakit jantung
Kurkumin membantu memperbaiki fungsi endotelium, lapisan pembuluh darah yang berperan dalam mengatur tekanan darah. - Membantu mencegah kanker
Penelitian menunjukkan bahwa kurkumin dapat menghambat pertumbuhan sel kanker serta mencegah penyebarannya. - Berpotensi mengobati Alzheimer
Kurkumin diyakini mampu mengurangi plak amiloid yang menjadi penyebab utama Alzheimer. - Meredakan gejala arthritis
Kurkumin terbukti efektif dalam meredakan nyeri sendi dan peradangan pada penderita arthritis. - Membantu mengatasi depresi
Kurkumin dapat meningkatkan kadar serotonin dan dopamin, hormon yang berperan dalam suasana hati. - Memperlambat penuaan dan penyakit terkait usia
Berkat sifat antiinflamasi dan antioksidannya, kurkumin berpotensi memperlambat proses penuaan serta mengurangi risiko penyakit kronis.
Kunyit bisa dikonsumsi dalam berbagai bentuk, mulai dari bumbu masakan, teh, hingga suplemen ekstrak. Namun, konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi dalam dosis tinggi, terutama bagi yang memiliki kondisi medis tertentu.
Sumber: KOMPAS