GELUMPAI.ID – Beberapa maskapai penerbangan di Asia memperketat aturan terkait penggunaan power bank di pesawat. Keputusan ini diambil setelah serangkaian insiden kebakaran akibat baterai lithium yang overheating saat penerbangan.
Salah satu insiden terbaru terjadi pada maskapai Air Busan di Korea Selatan. Sebuah power bank portabel diduga menjadi sumber kebakaran dalam pesawat yang sedang menunggu lepas landas. Penyidik menemukan tanda-tanda lelehan listrik dari sisa power bank tersebut, seperti yang diungkap dalam laporan komite investigasi dan layanan forensik setempat.
Power bank memang jadi barang wajib bagi traveler, terutama untuk mengisi daya ponsel, tablet, dan perangkat lain selama perjalanan. Namun, baterai lithium-ion yang digunakan pada power bank ini bisa menjadi risiko serius jika mengalami cacat produksi, penyalahgunaan, atau sudah melewati masa pakai idealnya.
Maskapai Perketat Aturan
Aturan baru mulai diterapkan di beberapa negara. Korea Selatan, misalnya, telah melarang penumpang menyimpan power bank di kompartemen atas kabin. Sebagai gantinya, power bank harus disimpan di kantong kursi atau di bawah kursi penumpang.
Thai Airways juga melarang penggunaan dan pengisian daya power bank dalam penerbangan sejak 15 Maret 2025. Kebijakan ini diambil menyusul insiden kebakaran dalam penerbangan di maskapai internasional akibat power bank.
Singapore Airlines tak mau ketinggalan. Mulai April 2025, penumpang dilarang menggunakan power bank untuk mengisi daya ponsel atau perangkat lain selama penerbangan. Pengisian daya via port USB pesawat juga tidak diperbolehkan.
Maskapai lain seperti AirAsia, EVA Air, China Airlines, dan Uni Air ikut menerapkan larangan serupa. Sementara itu, regulator penerbangan Hong Kong akan mulai melarang penggunaan power bank di pesawat dan penyimpanannya di kompartemen atas mulai 7 April 2025.
Kenapa Power Bank Berisiko?
Menurut Chrystal Zhang, profesor asosiasi STEM College di Universitas RMIT, baterai lithium-ion digunakan dalam power bank karena kepadatan energinya yang tinggi dan harga yang relatif murah. Namun, baterai ini juga rentan mengalami panas berlebih jika kualitasnya buruk atau digunakan secara tidak tepat.