GELUMPAI.ID — Kemenangan Max Verstappen di Grand Prix Jepang menuai sorotan tajam. Bukan cuma karena performanya yang luar biasa, tapi juga karena McLaren dinilai melakukan kesalahan operasional krusial.
Verstappen memulai dari pole dan sukses mempertahankan posisi hingga finis. Padahal, mobil Red Bull dinilai hanya tercepat keempat musim ini.
Di belakangnya, duo McLaren—Lando Norris dan Oscar Piastri—terus memberi tekanan. Tapi hingga bendera finis dikibarkan, Verstappen tak tersentuh.
Sky Sports F1 menyebut ini sebagai kesalahan pertama McLaren musim ini. Strategi tim dinilai tidak maksimal, terutama keputusan untuk tidak memberi peluang Piastri menyerang Verstappen.
“Ini yang terjadi ketika kamu berhadapan dengan singa Belanda bernama Verstappen. Kalau kamu kalah di kualifikasi, kamu juga bakal kalah di balapan,” kata Ted Kravitz.
Jacques Villeneuve pun menyoroti reaksi dingin McLaren setelah gagal menang.
“Mereka tidak terlihat kecewa, padahal harusnya bisa finis pertama dan kedua. Mereka bukan lebih lambat, tapi dikalahkan oleh tim dan pembalap yang tampil lebih baik, dan itu seharusnya menyakitkan,” tegasnya.
Meski begitu, McLaren tetap kokoh di puncak klasemen konstruktor. Mereka unggul 36 poin dari Mercedes dan 50 dari Red Bull.
Kemenangan Verstappen membawa dampak besar di klasemen pembalap. Ia kini hanya terpaut satu poin dari Norris, sementara Piastri naik ke posisi tiga, tertinggal 13 poin.
Bos McLaren Andrea Stella buka suara soal strategi timnya.
“Balapan sebenarnya ditentukan sejak kemarin saat Verstappen meraih pole position,” ujar Stella.
“Tidak banyak aksi di lintasan. Timing pit stop lebih dipengaruhi oleh tim lain yang masuk pit lebih dulu. Hasilnya pun sama seperti kualifikasi.”
Ia menegaskan strategi yang dijalankan sudah berdasarkan data yang tersedia.
“Kami lihat tetap di lintasan tidak akan lebih cepat daripada masuk pit. Contohnya bisa dilihat dari Russell yang sangat cepat dengan ban keras setelah pit.”
“Jadi overcut hari ini tidak mungkin dilakukan,” tambahnya.