GELUMPAI.ID — FIA baru saja mengungkapkan berapa banyak tim yang terpaksa memodifikasi mobil mereka menyusul penerapan arahan teknis baru terkait sayap fleksibel di Formula 1.
Aturan baru ini mulai berlaku setelah pembalap menghadapi serangkaian tes lebih ketat untuk sayap belakang di Grand Prix China pekan lalu. Semua tim F1 diwajibkan lolos uji kelenturan sayap belakang yang lebih ketat, dengan batasan kelenturan hingga 0,5mm, menyusul pengamatan FIA selama balapan pembuka di Australia.
Menurut data FIA, hampir separuh grid tim harus mengganti sayap belakang mereka agar sesuai dengan aturan baru ini. Perubahan ini berkaitan dengan upaya melawan fenomena yang dikenal dengan sebutan ‘mini-DRS,’ yang sudah menjadi isu sejak beberapa bulan lalu.
“Tapi saya berharap kali ini cukup efektif,” ujar Nikolas Tombazis, direktur teknis FIA, seperti yang dilaporkan oleh Motorsport-Total.com. “Saya pikir ada empat atau lima tim yang tidak lolos [tes], jadi mereka harus melakukan perubahan untuk balapan di China.”
Tombazis menjelaskan bahwa tim FIA memanfaatkan kombinasi data uji beban dan gambar kamera untuk memastikan mobil tidak menggunakan trik tersembunyi. “Kami terus menggunakan kamera, hanya untuk memastikan. Kata ‘aman’ mungkin kurang tepat, karena fenomena ini cukup kompleks,” tambahnya.
Alpine menjadi tim pertama yang mengakui telah memodifikasi sayap belakang mereka, sementara Haas juga mengonfirmasi adanya penyesuaian pada mobil VF-25 mereka. Meski begitu, tim lain yang melakukan perubahan masih belum terungkap, meskipun McLaren dan Ferrari dikabarkan turut menjadi sorotan.
FIA mengingatkan bahwa meskipun semua tim sudah lolos uji lebih ketat, mereka tetap harus waspada terhadap kemungkinan kecurangan. “Tim akan terus mencoba mencari celah untuk mobil mereka, dan kami harus tetap waspada,” jelas Tombazis.
FIA berencana memperkenalkan tes tambahan untuk sayap depan pada Grand Prix Spanyol yang digelar pada Juni mendatang.
Sumber: CRASH
