Malam Regsosek, BPS Menjaring Puluhan ODGJ dan Tunawisma

Tutty menjelaskan, BPS harus mendata mereka di malam hari bahkan sampai dini hari, karena sasaran pendataan bisa berada di mana saja. Hal itu juga diarenakan bisa jadi sasaran pendataan ini belum tentu ada di rumahnya pada siang hari.

“Nah gitu kan, jadi kalau di malam hari ini, semua kan serentak nih seluruh Indonesia, jadi begitu ada di satu tempat tuh semua akan sama,” katanya.

Menurut Tutty, baik para tunawisna ataupun ODGJ, nantinya tidak akan terdata dua kali jika sudah terdata saat ini. Meskipun pada kesempatan lain, bisa saja ditemukan kembali di lokasi yang berbeda.

“Mereka (tunawisna dan ODGJ) kita temukan di sini (Alun-alun Kramawatu) sekitar jam 2 dini hari dan jam 4 selesai mereka enggak akan di sini lagi, karena mereka juga akan jalan sampai jauh tidak menetap di satu tempat,” tuturnya.

Tutty mengatakan, tujuan dilakukannya pendataan bagi para tunawisma, ODGJ dan para ABK yang belum terdata di keluarganya. Hal ini juga dilakukan agar semua hak Warga Negara Indonesia baik yang memiliki rumah maupun yang tidak, semua terdata.

“Karena hak mereka juga harus dipenuhi. Mereka harus ada dalam lindungan negara juga kan,” ucapnya.

Meski sebagian petugas pendataan Malam Regsosek turun di lapangan, namun petugas BPS lainnya juga melakukan pendataan ke rumah-rumah warga untuk mendata warga yang tidak memiliki rumah.

“Tapi harus di satu waktu, karena tiba-tiba sekarang di data disebelah sini, tiba-tiba ada di sebelah sana besoknya kan enggak mungkin ya, supaya ngga dobel,” katanya.

Tutty menyebutkan, pada Malam Regsosek, BPS Kabupaten Serang menerjunkan sebanyak 5 tim menyebar di semua kecamatan se Kabupaten Serang. Berdasarkan pendataan, tim berhasil mendata sebanyak 6 tuna wisan dan ODGJ.

Rifqi Fatahilah
WRITTEN BY

Rifqi Fatahilah

Kenyamanan dalam bekerja merupakan kunci untuk mendapatkan hasil yang paripurna

Tinggalkan Balasan