GELUMPAI.ID — Menjelang Lebaran, banyak pengemudi ojek online (ojol) yang meragukan janji aplikasi untuk memberikan tunjangan hari raya (THR) kepada mereka. Beberapa pengemudi menilai bahwa tanpa adanya desakan dari pemerintah, janji tersebut kemungkinan besar tidak akan terealisasi.
Taufiq Rachmad (29), seorang pengemudi ojol di Koja, Jakarta Utara, mengungkapkan ketidakpercayaannya terhadap janji tersebut. “Kalau dari pemerintahnya juga enggak bisa memastikan, pasti cuma ngomong doang itu mah. Kalau menurut saya, dari pihak perusahaan juga pasti takut buat ngeluarin dana segitu besar,” ujarnya pada Selasa (11/3/2025).
Taufiq berharap agar pemerintah dapat lebih tegas mendesak pihak aplikasi untuk memenuhi janji pemberian THR. Ia juga menyarankan agar pemerintah memberikan sanksi kepada perusahaan aplikasi jika mereka tidak memberikan THR kepada para pengemudi.
Senada dengan Taufiq, Rahmat (33), pengemudi ojol lainnya di Manggarai, Jakarta Selatan, juga meragukan hal ini. “Kurang percaya sih, soalnya saat ini saja sulit banget buat dapat insentif per harinya,” ungkap Rahmat. Ia menjelaskan bahwa untuk mendapatkan insentif, pengemudi harus menyelesaikan minimal 24 orderan per hari. Hal ini menunjukkan tantangan besar bagi pengemudi dalam mencapai target tersebut.
Sementara itu, Nuraini (40), seorang pengemudi ojol di Tanjung Priok, Jakarta Utara, menekankan bahwa jika aplikasi tidak memberikan THR, para pengemudi pasti akan kecewa. “Kalau dilihat dari sudut pandang driver, mungkin pasti kecewa. Karena mungkin ada sebagian dari mereka yang pengin juga merasakan dapat THR,” kata Nuraini.
Keluhan para pengemudi ini semakin memperlihatkan ketidakpastian dalam pemberian insentif, apalagi menjelang Lebaran yang biasanya diharapkan menjadi momen tambahan pendapatan. Mereka berharap agar aplikasi tidak hanya memberikan insentif yang sulit didapat, tetapi juga memenuhi hak mereka untuk mendapatkan THR.
Sumber: KOMPAS