News

Penyidik Korea Selatan Desak Penangkapan Yoon, Pasukan Pengamanan Presiden Diminta Buka Jalan

GELUMPAI.ID – Kepala keamanan Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, Park Chong-jun, menyatakan tidak dapat bekerja sama dalam upaya penangkapan pemimpin yang dimakzulkan itu. Pernyataan ini berpotensi memanaskan krisis politik yang sudah ada. Warrant penangkapan Yoon atas tuduhan pemberontakan akan berakhir pada Senin tengah malam (1500 GMT), namun Park menegaskan bahwa perdebatan hukum seputar warrant tersebut menjadi alasan utama ketidakpatuhan mereka.

“Mohon hindari komentar yang menghina bahwa layanan keamanan presiden telah berubah menjadi tentara pribadi,” ujar Park dalam pernyataannya, menambahkan bahwa mereka telah memberikan keamanan kepada semua presiden selama 60 tahun tanpa memandang afiliasi politik. Pernyataan ini muncul setelah pengadilan Seoul menolak keluhan dari pengacara Yoon yang menyebutkan bahwa warrant penangkapan itu ilegal dan tidak sah, seperti dilansir Yonhap News Agency.

Seok Dong-hyeon, seorang pengacara yang memberikan saran kepada Yoon, menegaskan di Facebook, “Menilai legitimasi interpretasi dan eksekusi hukum memang sulit. Jika ada kesalahan dalam legalitas penegakan hukum terhadap presiden yang sedang menjabat, itu akan menjadi masalah besar.”

Yoon menjadi presiden Korea Selatan pertama yang menghadapi penangkapan atas upayanya yang gagal untuk memberlakukan darurat militer pada 3 Desember, yang memicu kekacauan politik di ekonomi terbesar keempat Asia dan sekutu kunci AS. Presiden konservatif itu dimakzulkan oleh parlemen dan saat ini dihentikan dari tugas resminya sementara Mahkamah Konstitusi memutuskan apakah akan mengembalikan atau mencopotnya.

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, dijadwalkan tiba di Seoul pada Minggu untuk pembicaraan dengan pejabat senior.

Pada Jumat, layanan keamanan presiden dan pasukan militer telah memblokir penyelidik kriminal dari upaya menangkap Yoon dalam kebuntuan selama enam jam.

Dalam pernyataan hari Minggu, Park mengecam tuduhan dari Partai Demokrat oposisi utama yang menyebutkan bahwa dia memerintahkan petugas keamanan presiden untuk menggunakan peluru tajam jika mereka kekurangan dalam kebuntuan Jumat lalu sebagai “menggelikan.”

Artikel Terkait

Tinggalkan Komentar