GELUMPAI.ID — Vietnam kini menjadi saingan berat Indonesia dalam industri mebel. Pengusaha mebel Indonesia mengungkapkan beberapa faktor yang membuat Vietnam begitu unggul, seperti iklim usaha yang kondusif, tidak adanya aksi premanisme, dan keuntungan dari limpahan investasi China.
Ketua Presidium Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HMKI), Abdul Subur, menyebutkan, “Vietnam sebagai benchmarking karena negaranya cukup bersih, nggak ada itu pajak, terus diberi insentif yang cukup besar, premanisme tidak ada.” Hal ini menciptakan iklim bisnis yang lebih baik untuk pengusaha mebel di sana.
Vietnam juga memiliki Free Trade Agreement (FTA) yang jelas, yang memungkinkan ekspor mebel mereka lebih mudah. Subur menjelaskan bahwa pengusaha mebel dari China pun banyak berinvestasi di Vietnam, dengan jumlah perusahaan mencapai 630. “China masuk ke Vietnam, ada 630 perusahaan mebel dari China. Vietnam punya FTA dengan Amerika, jadi ekspor mereka bisa kemana-mana,” ujar Subur.
Sementara itu, Indonesia belum memiliki FTA yang jelas, terutama untuk pasar Amerika Serikat (AS). Subur berharap pemerintah dapat melobi agar Indonesia memiliki FTA yang jelas, sehingga ekspor mebel Indonesia ke AS bisa lebih lancar. “Kami mengharapkan pemerintah mempunyai perjuangan dalam memiliki FTA yang jelas, sehingga kita dapat masuk ke pasar Amerika dengan pasti,” tambahnya.
Sebagai informasi, ekspor furnitur Vietnam pada Januari-Oktober 2024 mencapai US$ 14,4 miliar, hampir menyamai total ekspor 2023 yang mencapai US$ 14,5 miliar. Di sisi lain, ekspor furnitur Indonesia justru mengalami penurunan, dari US$ 2,5 miliar pada 2022 menjadi hanya US$ 1,6 miliar pada 2024.
Sumber: CNBC Indonesia