GELUMPAI.ID – Rebecca Loos, mantan asisten David Beckham, kembali buka suara soal klaim perselingkuhannya dengan mantan bintang sepak bola itu. Dua dekade setelah skandal pertama kali mencuat, Loos bersikeras bahwa dia tidak pernah berbohong.
Dalam wawancara terbaru dengan “60 Minutes Australia,” Loos, yang kini menjadi instruktur yoga, menyebut keputusannya untuk bicara di masa lalu sebagai langkah berani.
“Menurut saya, itu adalah langkah yang sangat berani untuk melawan mereka,” kata Loos. “Saya tetap berpegang pada kebenaran. Saya tidak pernah melebih-lebihkan. Saya tidak pernah berbohong tentang satu hal pun.”
Loos mengklaim bahwa Beckham pertama kali mendekatinya saat Victoria Beckham sedang di luar kota. “Dia bilang, ‘Ayo ke hotelku’,” ungkapnya.
Menurut Loos, daya tarik Beckham begitu kuat sehingga sulit ditolak. “Cara dia menatapmu, dia punya pesona yang bisa mendapatkan apa pun yang dia mau, dan dia sadar akan itu,” ujarnya. “Saya benar-benar termakan semua rayuan klisenya.”
Namun, segalanya berubah ketika beberapa minggu kemudian Loos melihat Beckham bersama model lain di pesta ulang tahun Cristiano Ronaldo. “Saat itu saya mulai sadar kalau saya telah dimainkan,” katanya.
Nama Loos kembali mencuat setelah Netflix merilis dokumenter “Beckham” yang menyoroti perjalanan karier dan kehidupan pribadi legenda Manchester United itu. Meski tidak menyebut nama Loos secara langsung, Beckham membahas masa-masa sulit dalam pernikahannya.
“Saya tidak tahu bagaimana kami bisa melewatinya,” ujar Beckham dalam dokumenter itu. “Victoria adalah segalanya bagi saya. Melihatnya terluka sangat sulit, tapi kami pejuang, dan saat itu kami harus berjuang untuk satu sama lain.”
Loos menganggap Beckham mencoba memainkan peran korban. “Dia membuat dirinya terlihat sebagai korban, dan saya seperti pembohong,” katanya kepada Daily Mail. “Saya seolah-olah yang membuat Victoria menderita, padahal dia juga punya andil dalam semua ini.”
Loos juga menyayangkan Beckham tidak pernah mengakui kesalahannya secara terbuka. “Kalau saja dia mengatakan sesuatu seperti, ‘Itu bukan momen terbaik dalam hidup saya,’ atau bahkan memilih diam, mungkin ceritanya akan berbeda.”