GELUMPAI.ID — Rumor tentang penggantian Liam Lawson di Red Bull semakin memanas menjelang Grand Prix Jepang. Meskipun belum ada pernyataan resmi, banyak yang menganggap keputusan ini sudah hampir pasti setelah performa mengecewakan Lawson di dua balapan pertama.
Lawson, yang baru saja dipromosikan ke tim utama Red Bull setelah Sergio Perez dipecat, gagal tampil maksimal. Di dua balapan pertamanya, dia tidak berhasil melewati Q1, meninggalkan tim dengan sedikit harapan. Meski Red Bull belum berada di posisi terbaik di musim ini, performa Lawson jelas jauh dari ekspektasi.
Namun, mantan pembalap Billy Monger menilai bahwa mengganti Lawson sebelum Grand Prix Jepang akan menjadi langkah yang “sangat bodoh.” Monger mengatakan, “Liam tahu betul sirkuit Suzuka. Itu adalah peluang yang harus dia dapatkan.”
Ia menambahkan, “Sangat sulit membayangkan Red Bull memilih untuk mencabut kesempatan ini setelah semua usaha yang mereka lakukan untuk mendatangkan Lawson.”
Keputusan Red Bull semakin sulit setelah performa Lawson yang kalah jauh dibandingkan dengan Max Verstappen, yang selalu masuk lima besar.
“Liam tahu bahwa performanya sejauh ini belum cukup bagus,” ujar Monger, yang juga seorang pundit F1 di Channel 4. “Max sudah berada di depan, sementara Lawson masih berjuang untuk keluar dari Q1.”
Monger juga mengingatkan bahwa Tsunoda, yang dikabarkan akan menggantikan Lawson, bisa merasakan tekanan besar di balapan rumahnya.
“Tsunoda akan menghadapi tekanan besar karena ini adalah balapan di Jepang,” lanjutnya. “Itu bisa menjadi terlalu berat untuknya.”
Tsunoda memang tampil solid bersama Racing Bulls, selalu berada di posisi 10 besar di kualifikasi. Namun, menurut Monger, menempatkan Tsunoda di tim utama Red Bull pada Grand Prix Jepang bisa jadi terlalu berisiko.
“Dia sudah cukup tertekan sebagai pembalap Jepang di depan pendukungnya,” tambah Monger.
Dengan semakin dekatnya balapan Jepang, Red Bull berada di persimpangan jalan. Mengubah keputusan dalam waktu singkat bisa berisiko, tapi dengan performa Lawson yang tak memadai, pilihan untuk mempertahankannya semakin dipertanyakan.