GELUMPAI.ID — Setelah 14 tahun menghilang, Red Bull kembali ke dunia NASCAR dengan kejutan besar di balapan Circuit of the Americas akhir pekan lalu. Kali ini, mereka membawa remaja berbakat Connor Zilisch yang membuat debutnya di NASCAR Cup Series dengan mengenakan warna merah dan biru ikonik Red Bull.
Kembalinya Red Bull ke NASCAR juga menandai kesepakatan dengan Trackhouse Racing, yang akan membuat mereka menjadi sponsor utama untuk mobil #88 Chevrolet Shane van Gisbergen di lima balapan pada 2025, dimulai dengan Las Vegas pada 16 Maret.
Namun, perjalanan Red Bull di NASCAR pada awalnya tidak mulus. Mereka pertama kali memasuki seri ini pada tahun 2006, setelah mengambil alih fasilitas tim Penske di Mooresville. Meskipun mengontrak juara 1988 Bill Elliott untuk mengendarai Dodge Charger mereka, Red Bull gagal lolos kualifikasi pada balapan perdana mereka di Charlotte. Upaya lebih lanjut di Atlanta dan Texas dengan A.J. Allmendinger juga gagal, dan tim ini mengakhiri tahun 2006 tanpa satu pun start.
Pada 2007, Red Bull mencoba lagi dengan pasangan Brian Vickers dan Allmendinger. Namun, tahun tersebut menjadi ujian berat karena tidak hanya Red Bull yang baru di NASCAR, tetapi juga Toyota yang baru debut. Akibatnya, Vickers gagal lolos di 13 dari 36 balapan, sementara Allmendinger hanya berhasil memulai 17 balapan.
Setelah itu, Red Bull melakukan perubahan besar dengan merekrut Jay Frye, yang kemudian menjadi presiden IndyCar. Perubahan tersebut membawa perbaikan signifikan, terutama untuk Vickers, yang akhirnya lolos untuk semua 36 balapan dan berhasil naik podium di Pocono.
Pada 2010, Red Bull akhirnya meraih kemenangan pertama mereka di NASCAR Cup Series berkat Vickers yang berhasil menyalip Jimmie Johnson di Michigan International Speedway. Namun, harapan untuk musim berikutnya pupus ketika Vickers harus mundur karena masalah kesehatan.
Red Bull terus mencoba dengan mengganti beberapa pembalap, termasuk Scott Speed dan Kasey Kahne. Tahun 2011 menjadi musim terbaik mereka, dengan Kahne meraih posisi ke-12 di kejuaraan setelah menang di Phoenix. Namun, pada akhirnya, Red Bull memutuskan untuk meninggalkan proyek NASCAR mereka, menjual semua asetnya ke tim yang kemudian menjadi BK Racing.