GELUMPAI.ID — Tekanan besar kini menghantui Liam Lawson setelah performa mengecewakan di GP China, melanjutkan hasil buruknya sejak bergabung dengan tim Red Bull.
Lawson hanya mampu menempati posisi terakhir dalam kualifikasi, P20, dan finis ke-14 di sprint race China. Masalah berlanjut pada kualifikasi GP China, di mana ia kembali tersingkir di Q1, sebuah hasil yang sangat jauh dari harapan.
Setelah debutnya yang berantakan di GP Australia, Lawson kini menghadapi tekanan luar biasa. Pada awalnya, ia dipromosikan ke tim utama Red Bull setelah hanya 11 balapan di Racing Bulls, menggantikan Sergio Perez yang tampil buruk.
Namun, meski sudah berada di kursi panas Red Bull bersama Max Verstappen, Lawson belum menunjukkan tanda-tanda perbaikan.
“Jujur saya tidak punya banyak waktu untuk membangun kepercayaan diri dalam mobil ini,” ujar Lawson setelah kualifikasi. “Mungkin ini hanya soal waktu, tapi sayangnya saya tidak punya banyak waktu.”
Ia menambahkan, “Untuk mengemudi mobil F1, Anda membutuhkan 100% kepercayaan diri. Tidak masalah kalau saya merasa tidak percaya diri, tapi jendela waktu yang kecil membuat saya kesulitan memanfaatkannya. Itu yang perlu saya atasi.”
Kondisi semakin sulit bagi Lawson dengan penampilan gemilang Yuki Tsunoda, pembalap yang dipilih Red Bull untuk tim satelit mereka. Jika Lawson terus kesulitan, pertanyaan besar tentang kemungkinan pertukaran kursi dengan Tsunoda pun mulai mencuat, mengingat sejarah Red Bull yang sering melakukan rotasi pembalap.
Christian Horner, bos Red Bull, awalnya membela Lawson saat dia mengalami kesulitan di Melbourne, namun mulai melunak. “Hari yang berat baginya hari ini, jadi kami akan melihatnya lebih dalam dan mencoba memberinya mobil terbaik untuk balapan besok,” kata Horner.
Sementara itu, Helmut Marko dari Red Bull menambahkan bahwa tim akan menganalisis data Lawson, namun tidak menutup kemungkinan adanya perubahan di tengah musim. “F1 adalah olahraga yang sangat kompetitif,” ujarnya saat ditanya soal kemungkinan pertukaran pembalap.