GELUMPAI.ID — Grand Prix Jepang akhir pekan ini jadi titik awal F1 untuk menjalani triple header pertama musim 2025. Setelah dua balapan yang penuh drama, perhatian kini tertuju pada perubahan besar di tim Red Bull.
Yuki Tsunoda akhirnya mendapatkan kesempatan besar. Pembalap asal Jepang itu dipromosikan untuk menggantikan Liam Lawson di tim utama Red Bull, menjadikannya partner Max Verstappen. Sementara itu, Lawson akan kembali ke tim saudara Racing Bulls.
Tsunoda, yang berusia 24 tahun, akan menjalani debutnya di tim utama Red Bull di tanah airnya, Jepang. Namun, tantangan besar menantinya. Mobil RB21 yang kini ia kendalikan telah merusak kepercayaan Lawson, yang mengalami kesulitan besar di awal musim.
“Ini jelas sebuah tantangan. Tsunoda harus segera beradaptasi dengan mobil yang sulit dikendalikan. Tanpa uji coba pra-musim, dia harus menghadapinya,” ujar Collins, mantan ahli strategi Aston Martin.
Red Bull tidak mengharapkan Tsunoda langsung secepat Verstappen, namun mereka berharap dia bisa lebih dekat dengan kecepatan sang juara dunia. Tim ini butuh Tsunoda untuk mulai mengumpulkan poin.
Namun, bagaimana Tsunoda akan merespons? Apakah dia akan menjadi pembalap yang mampu mengubah nasib Red Bull atau malah mengalami kesulitan seperti yang dialami banyak pembalap sebelumnya di kursi kedua?
Di sisi lain, Liam Lawson, yang dipindahkan ke Racing Bulls, harus menelan kenyataan pahit kehilangan tempat di tim utama. Red Bull menyatakan bahwa langkah ini bukan sebagai penurunan, namun lebih untuk melindungi Lawson dan membantunya kembali percaya diri di lingkungan yang lebih rendah tekanannya.
Lawson harus bisa menunjukkan ketangguhan mentalnya, setelah sempat dipilih untuk menggantikan Sergio Perez meski belum banyak pengalaman di F1. Bagaimana cara Lawson bangkit dari keterpurukan ini akan menjadi kunci untuk masa depannya di F1.
Sumber: CRASH
