GELUMPAI.ID — Ted Kravitz, analis dari Sky Sports, mengungkapkan bahwa perubahan pengaturan mobil Red Bull yang dilakukan pada detik-detik terakhir justru merusak peluang Liam Lawson untuk bangkit di Grand Prix Australia.
Lawson menjalani akhir pekan yang buruk sebagai pembalap Red Bull di Melbourne. Ia tersingkir di Q1 setelah kesalahan besar pada lap terakhir dan akhirnya terpaksa mengundurkan diri pada balapan hari Minggu.
Sebelum kualifikasi, Lawson sebenarnya sudah dalam posisi sulit setelah masalah teknis menghambat sesi latihannya. Ditambah lagi, Lawson adalah satu-satunya pembalap yang belum pernah berlomba di Albert Park sebelumnya.
Untuk mencoba membalikkan keadaan, Red Bull memutuskan untuk mengubah sayap belakang mobil Lawson setelah sesi kualifikasi. Mereka berharap tambahan downforce dapat memberikan kepercayaan diri lebih dan membantu Lawson naik peringkat. Namun, upaya itu justru berakhir gagal.
Kravitz menilai, “Mobil ini tidak terlalu cepat, Red Bull. Memang cukup cepat untuk P2 dan P3 di grid, tetapi melihat masalah yang dihadapi Lawson hari ini, kita bisa memahami bagaimana Red Bull merasakannya.”
Menurut Kravitz, Lawson yang memulai balapan dari pit lane dengan pengaturan sayap belakang yang lebih besar untuk menambah downforce justru merasa mobilnya sangat lambat. “Dia tidak membuat dampak apa pun dengan terlalu banyak sayap di mobil, dan kemudian dia berputar dan crash di tempat yang sama seperti rekan setimnya, Isack Hadjar,” tambah Kravitz.
Lawson sendiri mengakui bahwa akhir pekannya di Australia sangat buruk. “Seluruh akhir pekan ini cukup mengerikan. Hari ini kami terlalu lambat di awal dan kemudian kami mengambil risiko,” ujar Lawson. “Kami memulai dari pit lane, dan kami justru kesulitan dengan kecepatan pada stint pertama.”
“Meski kami mencoba sesuatu, itu tidak berhasil. Kami kesulitan dengan ban depan, jadi kami akan menganalisis dan melihat itu dengan lebih detail sebelum balapan berikutnya,” lanjutnya.
Sumber: CRASH