GELUMPAI.ID – Tradisi “manten tebu” yang dihidupkan dalam film horor Pabrik Gula ternyata memang ada di dunia nyata, loh! Buat kamu yang penasaran, yuk simak detil tradisi ini yang enggak kalah horornya dengan filmnya.
Dalam ritual tersebut, dua batang tebu dipilih dan diberi nama Raden Bagus Rosan dan Dyah Ayu Roromanis, yang melambangkan pengantin pria dan wanita. Tapi, bukan sembarang tebu, ya! Tebu yang dipilih harus yang paling bagus, yang dikenal dengan sebutan bibit super. Tebu manten perempuan berasal dari kebun pabrik, sementara yang untuk pria diambil dari kebun milik petani.
Nggak cuma tebu, persiapan pernikahan juga wajib diadakan, mulai dari dekorasi seperti hajatan besar, santunan anak yatim, hingga pasar malam dan pagelaran seni rakyat. Puncaknya, tebu-tebu ini dibersihkan, disiram dengan air bunga tujuh macam, dan diiringi pasangan manusia berpakaian pengantin. Acaranya bahkan dilanjutkan dengan kirab keliling desa, menuju pabrik gula yang jadi pusat segala ritual mistis ini.
Begitu sampai di pabrik, mesin penggiling tebu dinyalakan, dan tebu-tebu pilihan ini dimasukkan ke dalam mesin, sebagai simbol berjalannya panen. Tapi, yang perlu diingat, tradisi ini bukan hanya soal acara seremonial semata. Menurut Nofi Antikasari dan Octo Dendy Andriyanto dari Universitas Negeri Surabaya, ritual ini juga jadi wujud syukur para petani tebu, dan doa supaya panen berjalan lancar tanpa halangan.
“Tradisi manten tebu ini bukan sekadar acara formal, tapi juga untuk melestarikan dan menghormati leluhur di sekitar kita,” jelas mereka dalam penelitiannya.
Selain itu, pabrik gula yang bersejarah ini juga kaya akan cerita mistis yang melibatkan generasi-generasi sebelumnya. Cerita-cerita ini dipercaya banyak orang, dan terus diwariskan turun-temurun hingga kini. Jadi, apakah film Pabrik Gula benar-benar terinspirasi dari kisah nyata? Bisa jadi! Tradisi ini memang ada, dan sudah lama diterapkan di beberapa pabrik gula di Indonesia, terutama di Jawa Timur.
Sumber: CNN Indonesia
