Bisnis & Ekonomi News

Rupiah Anjlok, Investor Panik? Ini Langkah Pemerintah

GELUMPAI.ID – Pemerintah Indonesia bergerak cepat meredam kepanikan pasar setelah nilai tukar rupiah melemah tajam dan IHSG terjun bebas. Langkah strategis tengah disiapkan untuk meyakinkan investor dan memperbaiki komunikasi ekonomi yang dinilai kurang jelas.

Presiden Prabowo Subianto akan bertemu dengan para investor usai libur panjang Idulfitri. Pertemuan ini bertujuan meluruskan persepsi yang keliru tentang kebijakan ekonomi pemerintah. “Pemerintah akan meningkatkan komunikasi dengan pelaku ekonomi,” ujar Raden Pardede, penasihat khusus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Kamis (27/3).

Rupiah sempat menyentuh level terendah sejak 1998, sementara indeks saham utama (JKSE) anjlok hingga 7,1% pekan lalu. Pelaku pasar khawatir terhadap kebijakan fiskal pemerintah, kondisi anggaran, dan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Para analis menyebut lemahnya komunikasi pemerintah dalam menyampaikan strategi fiskal sebagai salah satu pemicu kepanikan pasar. Ditambah lagi, sentimen global yang negatif makin memperburuk situasi.

Untuk meredakan gejolak, pemerintah menegaskan komitmennya menjaga defisit fiskal di bawah 3% dari PDB serta menjamin tidak ada intervensi politik dalam pengelolaan dana kekayaan negara, Danantara Indonesia. “Kami juga tengah menyiapkan deregulasi sektor riil, terutama untuk mendorong industri manufaktur yang berorientasi ekspor dan menciptakan lapangan kerja,” tambah Raden.

Yoon Suk Yeol Resmi Dimakzulkan Mahkamah Konstitusi Korsel

Otoritas keuangan turut menyiapkan instrumen investasi baru guna menarik investor. Kualitas perusahaan yang tercatat di bursa juga akan diperketat demi menjaga kepercayaan pasar. “Kami memastikan pasar tetap kompetitif dan atraktif bagi investor dalam negeri maupun asing,” ujar juru bicara Kementerian Keuangan, Deni Surjantoro.

Bank Indonesia (BI) juga bersiap melakukan intervensi demi menjaga stabilitas rupiah. Namun, BI menegaskan bahwa kondisi saat ini jauh berbeda dibanding krisis 1998. “Fundamental ekonomi kita kuat,” kata pejabat BI.

Pada Kamis (27/3), rupiah sempat menguat 0,24% terhadap dolar AS, melanjutkan tren pemulihan sejak Rabu. Saat ini, nilai tukar masih berada di kisaran 16.500, mendekati level 16.800 saat krisis 1998.

Laman: 1 2

Berita Populer

01

Axel Pons Pembalap Moto2 yang Jadi Musafir Jalan Kaki ke India

02

Pilkada Absurditas

03

Kejati Banten Dituding Politisasi Kasus untuk Downgrade Airin

04

CCTV Ungkap Detik-Detik Tragis Liam Payne di Hotel

05

Net TV Resmi Ganti Nama Jadi MDTV dan Pimpinannya, Halim Lie Ditunjuk Jadi Direktur Utama