GELUMPAI.ID — Rupiah kembali tertekan terhadap dolar AS. Pada Jumat (28/2/2025), nilai tukar Rupiah anjlok 0,79% ke level Rp16.575/US$.
Meski begitu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, memastikan stok gula dalam negeri tetap aman.
“Pemerintah sudah mempersiapkan cadangan pangan gula. Nggak usah khawatir. Stok kita cukup untuk 4,4 bulan,” kata Arief di Jakarta, Jumat (28/2/2025).
Menurutnya, pemerintah telah mengeluarkan izin impor 200.000 ton gula mentah untuk menjaga keseimbangan stok nasional.
Harga Gula Tetap Stabil?
Arief menegaskan, harga gula petani tidak akan tertekan meski impor dilakukan.
“Di lelang, harga gula dalam negeri Rp14.500 per kg, dijual Rp17.500 per kg. Kita jaga agar harga di tingkat petani tetap stabil,” ungkapnya.
Namun, fakta di lapangan menunjukkan harga gula terus merangkak naik seiring melemahnya Rupiah.
Bergantung pada Gula Impor
Sejauh ini, Indonesia masih sangat bergantung pada impor gula. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, sepanjang Januari-September 2024, Indonesia mengimpor 3,66 juta ton gula senilai Rp33,61 triliun.
Brasil menjadi pemasok utama dengan 2,13 juta ton, disusul Thailand dan Australia.
“Impor ini semata-mata untuk menambah cadangan. Kita tetap menunggu musim giling tebu di bulan April-Mei nanti,” jelas Arief.
Meski demikian, kebijakan ini memicu pertanyaan: sampai kapan Indonesia terus bergantung pada impor gula?
Sumber: CNBC Indonesia