Entertainment

Serial Netflix Adolescence Bikin Deg-degan! Fakta Mengejutkan di Baliknya

GELUMPAI.ID – Serial Adolescence yang tayang perdana di Netflix pada 13 Maret lalu sukses bikin heboh. Dengan hanya empat episode, tayangan ini langsung trending di berbagai platform media sosial. Dibuat oleh Stephen Graham dan Jack Thorne, serial ini menghadirkan ketegangan yang bikin penonton nggak bisa berhenti nonton.

Kisah Remaja dan Smartphone yang Mencekam

Adolescence mengangkat kisah Jamie Miller (13), bocah yang diduga membunuh teman sekelasnya, Katie. Kasus ini membawa Jamie dalam investigasi intens yang membuka sisi gelap dunia digital remaja. Bukan sekadar drama kriminal biasa, serial ini menyoroti dampak buruk smartphone dan media sosial terhadap anak-anak.

SPOILER ALERT! Tragedi dalam serial ini berawal dari sebuah komentar emoji di Instagram Jamie. Emoji yang terlihat biasa saja ternyata punya makna mendalam di komunitas tertentu. Salah satunya, emoji pil merah yang dikaitkan dengan pandangan misoginis, serta kombinasi emoji lain yang mengarah ke identitas incel (involuntary celibate). Cyberbullying inilah yang mendorong Jamie melakukan aksi brutalnya.

Smartphone, Berkah atau Bencana?

Fenomena yang diangkat dalam Adolescence bukan sekadar fiksi. Serial ini memicu diskusi global soal bahaya penggunaan smartphone pada remaja. Kreator Stephen Graham dan Jack Thorne bahkan terang-terangan menyuarakan larangan smartphone bagi anak di bawah 16 tahun.

Melansir dari The Guardian, Menteri Pendidikan Inggris, Bridget Phillipson, berencana meninjau kebijakan pelarangan smartphone di sekolah. Departemen Pendidikan juga tengah melakukan survei nasional untuk mengkaji dampak teknologi terhadap perilaku siswa. Wacana ini makin diperkuat setelah banyaknya laporan kasus perundungan dan dampak kesehatan mental akibat media sosial.

Go Youn Jung Siap Bikin Baper di “You Quiz on the Block”!

Teknik One Shot Take yang Bikin Greget

Selain jalan ceritanya yang kuat, Adolescence juga menarik perhatian karena teknik sinematografinya. Serial ini menggunakan metode one shot take, di mana setiap episode diambil dalam satu kali pengambilan gambar tanpa cut. Teknik ini membutuhkan persiapan ekstrem, dari latihan intens hingga koordinasi tim produksi yang luar biasa.

Laman: 1 2

Berita Populer

01

Axel Pons Pembalap Moto2 yang Jadi Musafir Jalan Kaki ke India

02

Pilkada Absurditas

03

Kejati Banten Dituding Politisasi Kasus untuk Downgrade Airin

04

CCTV Ungkap Detik-Detik Tragis Liam Payne di Hotel

05

Net TV Resmi Ganti Nama Jadi MDTV dan Pimpinannya, Halim Lie Ditunjuk Jadi Direktur Utama