GELUMPAI.ID — Kejadian heboh terjadi di MotoGP Americas di COTA, di mana sekitar setengah grid pembalap meninggalkan sepeda motor mereka dan berlari ke pit untuk mengganti ban slick, yang akhirnya memaksa penundaan balapan.
Marquez yang memulai dari pole position memicu kekacauan ini saat dia sadar bahwa ban basah bukan pilihan yang tepat. Ia kemudian mengungkapkan bahwa dia sengaja berharap lebih dari sepuluh pembalap mengikuti langkahnya agar penundaan start dapat dilakukan.
Menurut aturan yang berlaku setelah insiden grid Argentina 2018, jika lebih dari 10 pembalap keluar dari grid menuju pit, maka start akan ditunda dan prosedur baru akan diterapkan. Namun, karena pemanasan belum dimulai, aturan menyatakan bahwa pembalap yang keluar grid harus kembali ke posisi grid dan menjalani penalti ride-through.
Tak lama setelah papan tiga menit diberikan, Marquez meninggalkan grid, diikuti oleh pembalap lain. Saat start resmi ditunda pada 13:59’44, Marquez sudah berada di pit lane bersama tujuh pembalap lain yang siap memulai pemanasan dari sana.
Namun, aturan mengenai lebih dari sepuluh pembalap tidak berlaku dalam insiden ini, karena beberapa pembalap masih bisa mulai di grid dan menjalani penalti, sementara lainnya memulai pemanasan lap normal.
Melihat kekacauan yang terjadi, termasuk Maverick Vinales yang berlari kembali ke grid untuk mencari motornya, Race Direction akhirnya menunda start demi alasan keselamatan.
“Melihat jumlah pembalap, motor, dan staf pit yang berada di grid dan pit lane, memulai lap pemanasan menjadi tidak mungkin,” kata Race Direction. “Start baru adalah cara paling aman untuk mengatasi situasi tak terduga ini.”
Penundaan start ini membuat mereka yang memilih ban slick di grid—Brad Binder, Enea Bastianini, dan Ai Ogura—terpaksa kehilangan keuntungan yang mereka miliki, karena restart dilakukan dengan urutan grid yang sama.
Francesco Bagnaia, yang akhirnya memenangkan balapan, mengaku khawatir akan mendapat penalti saat ia meninggalkan grid. “Begitu saya mulai berlari, saya hanya berharap banyak pembalap mengikuti,” kata Bagnaia. “Karena jika hanya dua orang, saya pikir penalti bisa saja datang.”