Listya menegaskan, tanpa peningkatan kapasitas produksi, penghentian impor pangan berisiko besar. Salah satunya adalah lonjakan harga yang bisa mendorong inflasi. Pada 2023, sektor pangan sudah menyumbang lebih dari 20 persen inflasi nasional, menunjukkan sensitifitas harga pangan terhadap perubahan pasokan.
Menghadapi 2025, tantangan bagi pemerintahan Prabowo tidak ringan. Mereka harus memastikan keberhasilan program swasembada pangan. “Penting untuk menjaga ketersediaan pangan agar tidak mengganggu stabilitas sosial dan ekonomi,” kata Listya.
Tantangan lainnya adalah alih fungsi lahan yang mencapai 100.000 hektare per tahun dan pengembangan teknologi yang masih terbatas di daerah tertentu. Di samping itu, pemerintah juga mengalokasikan Rp15 triliun untuk infrastruktur distribusi pangan, serta Rp25 triliun untuk subsidi dan insentif petani.
Swasembada pangan 2025 akan jadi tahun krusial. Keberhasilan atau kegagalan bisa berdampak pada stabilitas ekonomi dan ketahanan pangan jangka panjang. Semua mata tertuju pada pemerintah untuk memastikan kebijakan ini tepat sasaran.
Sumber: Tempo