News

Tempe & Jaranan Diajukan ke UNESCO, Bangga Nggak?

GELUMPAI.ID – Indonesia kembali unjuk gigi di kancah internasional dengan mengajukan budaya tempe, teater Mak Yong, dan seni tradisional Jaranan sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO. Pengajuan ini resmi dilakukan oleh Kementerian Kebudayaan, yang menegaskan bahwa pelestarian budaya adalah prioritas utama.

“Indonesia berkomitmen untuk menjaga warisan budaya takbenda. Kami telah meratifikasi Konvensi 2003 dan terus aktif mendaftarkan berbagai elemen budaya kita ke UNESCO,” ujar Menteri Kebudayaan, Fadli Zon.

Proses ini nggak instan. Ada riset mendalam, kajian literatur, survei lapangan, hingga penyusunan dokumen oleh komunitas, akademisi, dan pemerintah daerah. Bahkan, budaya tempe udah lebih dulu diajukan pada Juni 2024 sebelum akhirnya diajukan lagi bersama dua budaya lainnya.

Kenapa Tempe?

Nggak cuma sekadar makanan murah meriah, tempe punya nilai sejarah yang panjang. Dalam naskah kuno Serat Centhini dari abad ke-19, disebutkan bahwa masyarakat Jawa sudah mengenal tempe sejak abad ke-16. Ini bukan cuma soal pangan, tapi juga tentang kearifan lokal, teknologi fermentasi, dan tradisi yang terus diwariskan.

“Tempe bukan cuma makanan sehari-hari, tapi juga mencerminkan budaya dan teknologi pangan tradisional yang tetap berkembang,” tambah Fadli.

Prince Harry Galau? Ternyata Ada yang Bikin Dia Menyesal!

Masuknya tempe ke daftar UNESCO bakal bikin dunia makin sadar akan pentingnya budaya ini, bukan cuma dari sisi kuliner tapi juga aspek kesehatan dan keberlanjutannya.

Jaranan dan Mak Yong, Siap Go Internasional!

Selain tempe, Jaranan juga ikut diajukan bareng Suriname sebagai warisan budaya bersama. Seni pertunjukan ini dikenal dengan tarian mistisnya yang sering diiringi musik gamelan dan atraksi trance. Pengajuan Jaranan mencakup berbagai variannya, seperti Jaran Kepang, Jaran Bodhag, Jaranan Pegon, Jaranan Tril, Ebeg Banyumas, Jaranan Margowati, Turonggo Seto, Jathilan, hingga Kuda Gipang dari Kalimantan Selatan.

Sementara itu, teater Mak Yong diajukan lewat mekanisme ekstensi budaya karena versi Malaysia udah lebih dulu masuk UNESCO sejak 2008. Seni ini merupakan perpaduan antara seni peran, musik, vokal, dan gerak tubuh yang sudah menyebar ke Indonesia, terutama di Kepulauan Riau dan Sumatera sejak abad ke-19.

Laman: 1 2

Berita Populer

01

Axel Pons Pembalap Moto2 yang Jadi Musafir Jalan Kaki ke India

02

Pilkada Absurditas

03

Kejati Banten Dituding Politisasi Kasus untuk Downgrade Airin

04

CCTV Ungkap Detik-Detik Tragis Liam Payne di Hotel

05

Net TV Resmi Ganti Nama Jadi MDTV dan Pimpinannya, Halim Lie Ditunjuk Jadi Direktur Utama