Internasional News

Tiket Broadway Melonjak, Hiburan Mewah atau Eksklusif?

GELUMPAI.ID – Harga tiket Broadway makin menggila! Untuk bisa menyaksikan Denzel Washington dalam “Othello,” penonton harus merogoh kocek hingga Rp14 juta per kursi. Angka ini mencetak rekor sebagai non-musikal termahal dalam sejarah Broadway, dengan pendapatan mencapai Rp45 miliar dalam seminggu.

Menurut Raymond Arroyo, kontributor Fox News, ini bukan fenomena baru. “Sejak 2000-an, Broadway mengadopsi dynamic pricing seperti maskapai dan konser besar. Kalau ada demand, harga langsung naik drastis,” ujarnya.

Arroyo membandingkan situasi ini dengan era ‘80-’90an, ketika tiket “Cats” atau “Phantom of the Opera” bisa didapat seharga Rp750 ribu (setara Rp2 juta hari ini). Kini, tanpa dekorasi mewah atau elemen musikal, harga tiket tetap meroket.

Bintang Besar, Panggung Sederhana

Tren ini membuat Broadway semakin bergantung pada aktor papan atas. Selain “Othello” yang juga dibintangi Jake Gyllenhaal, ada “Good Night and Good Luck” dengan George Clooney sebagai magnet utama. “Mereka nggak datang buat set megah atau musik keren. Ini semua tentang siapa yang main,” kata Arroyo.

Doug Eldridge dari Achilles PR menyebut lonjakan harga ini sebagai konsekuensi logis supply and demand. “Broadway butuh pemulihan pasca-COVID. Tapi beda dengan harga telur yang naik, ini soal kemewahan, bukan kebutuhan dasar,” jelasnya.

Ketahanan Pangan di Tengah Tantangan: Menguatkan Petani dalam Mewujudkan Swasembada Pangan

Namun, banyak yang skeptis apakah model ini bisa bertahan lama. “Sekarang Broadway cuma buat kalangan elite Manhattan. Dulu, turis dan keluarga masih bisa nonton. Sekarang? Harga tiket bisa lebih mahal dari tiket pesawat ke New York,” kata Steve Honig dari The Honig Company LLC.

Broadway Butuh Solusi, Bukan Sekadar Nama Besar

Bukan cuma harga tiket yang jadi masalah. Broadway juga dianggap kurang inovatif, terlalu mengandalkan reboot, revival, dan proyek yang hanya menarik segmen terbatas. “Kalau mau lebih luas, harus bikin konten yang universal. Lihat ‘Hamilton’, dia sukses karena pendekatannya beda dan menjangkau audiens muda,” kata Arroyo.

Arroyo mengusulkan strategi baru: produksi skala kecil di luar New York, seperti di Kennedy Center, sebelum dibawa ke Broadway. “Ini bisa memangkas biaya produksi dan bikin tiket lebih terjangkau,” sarannya.

Laman: 1 2

Berita Populer

01

Axel Pons Pembalap Moto2 yang Jadi Musafir Jalan Kaki ke India

02

Pilkada Absurditas

03

Kejati Banten Dituding Politisasi Kasus untuk Downgrade Airin

04

CCTV Ungkap Detik-Detik Tragis Liam Payne di Hotel

05

Net TV Resmi Ganti Nama Jadi MDTV dan Pimpinannya, Halim Lie Ditunjuk Jadi Direktur Utama