Ketika Penjelasan Ditjen Bea Cukai di-Cancel oleh Warganet
GELUMPAI.ID – Seorang warganet membuat sebuah utas Twitter yang berisikan bagaimana dirinya harus membayar bea masuk yang sangat tidak masuk akal oleh Bea Cukai.
Ia harus membayar bea masuk sebesar Rp55 juta oleh Ditjen Bea Cukai, padahal barang yang ia beli hanya seharga Rp4 juta saja.
Nilai tersebut menurut akun dengan nama pengguna @linabossanova, sebagai bentuk ‘pemalakan’. Pasalnya, nilai itu ditentukan langsung oleh pegawai Bea Cukai, dengan dalih ‘kewenangan penuh’.
Utas tersebut dapat Getizen baca di bawah ini:
Utas yang dibuat oleh Lina pun mendapat respon dari akun resmi Bea Cukai, @beacukaiRI. Akun tersebut menjawab terkait dengan harga barang di atas USD1.500.
Sayangnya, akun tersebut tidak menjelaskan lebih rinci, mengapa harga barang yang diklaim oleh Lina hanya senilai Rp4 juta, namun bisa terkena bea masuk sebesar Rp55 juta.
Utas jawaban dari akun resmi Ditjen Bea Cukai dapat dibaca di bawah ini:
Ditjen Bea Cukai Kena Cancel Warganet
Berdasarkan pantauan Gelumpai.ID, jawaban atas utas dari Ditjen Bea Cukai itu justru malah diserbu oleh jawaban-jawaban yang tidak relevan.
Mayoritas warganet yang memberikan jawaban, justru malah menjawab nyeleneh dan menyebut akun dari instansi lain.
Rata-rata, mereka menyebut akun @InfoBMKG, dan menanyakan info cuaca dari suatu daerah. Ada pula yang justru menanyakan kepada akun-akun lainnya, seperti akun provider atau jasa ekspedisi.
Jawaban nyeleneh dari para warganet tersebut seperti sebuah deklarasi bahwa mereka telah me-Cancel Ditjen Bea Cukai, dengan mengabaikan penjelasan apapun dari mereka.
Cancel Culture sendiri merupakan fenomena di mana mereka yang dianggap telah bertindak atau berbicara dengan cara yang tidak dapat diterima akan dikucilkan, diboikot, atau dijauhi.
Cancel Culture biasanya terjadi ketika seorang ternama, misalkan artis atau tokoh masyarakat, yang membuat kesalahan, sehingga pihak lain menganggap mereka layak untuk dienyahkan.
Berdasarkan hasil studi Pew Research Center, mayoritas warga Amerika menilai Cancel Culture dilakukan untuk meminta pertanggungjawaban dari pihak yang di-Cancel.
Tinggalkan Komentar