Internasional News

Puluhan Ribu Warga Terdampak Banjir di Enam Negara Bagian Malaysia

GELUMPAI.ID – Puluhan ribu orang di enam negara bagian Malaysia dilaporkan terdampak banjir akibat hujan lebat sepanjang pekan ini, menurut pernyataan Perdana Menteri Anwar Ibrahim pada Kamis (28/11).

Anwar menjelaskan di hadapan parlemen bahwa sebanyak 322 tempat penampungan sementara telah dibuka di negara bagian Kelantan, Terengganu, Kedah, Perlis, Johor, dan Perak untuk menampung para warga yang harus mengungsi akibat banjir. “Negara bagian Kelantan di bagian timur laut yang berbatasan dengan Thailand menjadi wilayah yang paling parah terdampak, dengan 30.582 orang dari 9.223 keluarga terpaksa meninggalkan rumah mereka,” ungkap Anwar, dikutip dari laporan Reuters.

Banjir musiman seperti ini kerap terjadi di pantai timur Malaysia selama musim hujan tahunan yang berlangsung dari Oktober hingga Maret. Setiap tahunnya, ribuan warga harus meninggalkan tempat tinggal mereka untuk mengungsi ke lokasi yang lebih aman.

Peringatan Cuaca Ekstrem

Dilansir dari Departemen Meteorologi Malaysia, peringatan merah telah dikeluarkan pada Rabu (27/11) terkait hujan deras yang berpotensi menyebabkan curah hujan berbahaya di wilayah Kelantan, Pahang, dan Terengganu. Pihak berwenang memperkirakan hujan deras ini akan terus berlanjut hingga Jumat (29/11).

“Kami telah mengarahkan Badan Pengelola Bencana Nasional untuk menggerakkan seluruh sumber daya dari lembaga federal maupun negara bagian guna menjamin keselamatan para korban banjir selama periode monsun ini,” ujar Anwar.

Selain itu, pemerintah Malaysia memastikan bahwa bantuan logistik dan kebutuhan dasar lainnya telah didistribusikan ke daerah-daerah yang terkena dampak paling parah. Dilaporkan, tim penyelamat juga telah disiagakan untuk mengevakuasi warga yang berada di wilayah rawan bencana.

Ancaman yang Berulang

Mengutip dari laporan Reuters, banjir merupakan ancaman tahunan yang terus menghantui Malaysia, terutama di wilayah pesisir timur. Pada musim monsun kali ini, curah hujan yang tinggi telah memaksa ribuan warga untuk mengungsi, meninggalkan harta benda mereka di bawah ancaman air yang terus naik.

Artikel Terkait

Tinggalkan Komentar