Bisnis & Ekonomi

Kelas Menengah Indonesia Terjun Bebas Jadi Rentan Miskin, Apa Penyebabnya?

GELUMPAI.ID – Indonesia sedang menghadapi fenomena mengejutkan, yakni penurunan jumlah warga kelas menengah yang signifikan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2019, kelas menengah di Indonesia mencapai 57,33 juta orang atau 21,45% dari total penduduk. Namun, pada 2024, jumlah tersebut merosot menjadi hanya 47,85 juta orang atau 17,13%. Artinya, sekitar 9,48 juta orang telah turun kasta.

Dilansir dari CNBC Indonesia, kelompok masyarakat yang rentan miskin justru mengalami kenaikan, dengan jumlahnya mencapai 67,69 juta orang pada 2024, atau 24,23% dari total penduduk. Sebaliknya, kelompok masyarakat yang lebih stabil, yakni kelas menengah, semakin terjepit, dengan banyak yang terpaksa turun kelas ke kategori “aspiring middle class” atau bahkan “rentan miskin.”

Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, mengungkapkan bahwa dampak pandemi Covid-19 masih terasa hingga saat ini. “Kami identifikasi masih ada scarring effect dari Pandemi Covid-19 terhadap ketahanan dari kelas menengah,” ujar Amalia pada Sabtu (7/12/2024).

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa pengeluaran kelompok kelas menengah saat ini semakin mendekati batas bawah pengelompokan, menandakan kesulitan untuk naik kelas, bahkan rentan jatuh ke kelompok lebih bawah.

Tahun 2024, batas atas pengelompokkan kelas menengah adalah Rp 9,90 juta, sedangkan batas bawahnya hanya Rp 2,04 juta. Sementara itu, pengeluaran rata-rata kelas menengah kini hanya sebesar Rp 2,05 juta, hampir sama dengan batas bawah yang ditetapkan BPS. Pada 2014, pengeluaran kelas menengah lebih tinggi, yaitu Rp 1,70 juta dengan batas bawah Rp 1,05 juta.

Galon Air Bikin Kelas Menengah RI Terjerumus Miskin?

Ekonom senior Bambang Brodjonegoro, yang juga mantan Menteri Keuangan, menyoroti kebiasaan masyarakat Indonesia yang terlalu bergantung pada air kemasan, seperti galon, sebagai faktor yang turut menggerus daya beli. “Selama ini secara tidak sadar itu sudah menggerus income kita secara lumayan dengan gaya hidup yang mengandalkan semua kepada air galon,” ujar Bambang di Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin).

Artikel Terkait

Tinggalkan Komentar