News

Rangkuman Agresi Rusia ke Ukraina Hari Pertama: Eskalasi Menuju Perang dan Bencana Nuklir

GELUMPAI.ID – Sehari sudah sejak Rusia melancarkan kampanye militer ke Ukraina. Kampanye tersebut resmi dilancarkan oleh Putin pada Kamis (24/2) kemarin.

Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Igor Konashenkov, mengatakan militer Rusia telah mencapai tujuan yang ditetapkan untuk hari pertama invasi ke Ukraina.

“Semua tugas yang diberikan kepada kelompok pasukan Angkatan Bersenjata Federasi Rusia untuk hari itu berhasil diselesaikan,” kata Igor Konashenkov.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukannya telah menghancurkan 74 fasilitas infrastruktur militer di atas tanah di Ukraina pada hari Kamis, termasuk 11 aerodrome.

Menurut laporan penasihat Presiden Ukraina Zelenskyy, Oleksii Arestovich, puluhan orang tewas selama jam-jam pertama invasi Rusia ke Ukraina.

Oleksii Arestovich, mengatakan bahwa lebih dari 40 tentara Ukraina telah tewas dan puluhan lainnya terluka dalam beberapa jam setelah Moskow meluncurkan serangannya. Dia menambahkan bahwa hingga 10 warga sipil juga tewas.

Terbaru, Menteri Kesehatan Ukraina, Oleh Lyashko, mengatakan 57 orang tewas dan 169 terluka selama agresi berlangsung.

Badan pengungsi PBB pun memperkirakan sekitar 100.000 warga Ukraina telah meninggalkan rumah mereka dan beberapa ribu telah menyeberang ke negara-negara tetangga, terutama Rumania dan Moldova.

Kondisi itu pun membuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyuarakan peringatan atas keadaan darurat kesehatan yang diperkirakan bakal terjadi di Ukraina.

“Di tengah konflik yang berlangsung cepat di Ukraina, Kantor Regional WHO untuk Eropa menegaskan kembali keprihatinan terdalamnya terhadap keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan semua warga sipil yang terkena dampak krisis di negara itu dan mungkin di luarnya,” kata WHO dalam keterangannya.

Ketua Komite Palang Merah Internasional (ICRC), Peter Maurer, telah memperingatkan invasi Rusia ke Ukraina dapat menyebabkan kematian dan kehancuran dalam skala yang “menakutkan untuk direnungkan”.

“Saya khawatir akan meningkatnya penderitaan, dengan potensi jumlah korban yang besar dan perusakan besar-besaran terhadap objek sipil seperti pembangkit listrik dan air, serta perpindahan massal, trauma, perpisahan keluarga, dan orang hilang,” katanya dalam sebuah pernyataan.

“ICRC telah menyaksikan banyak konflik mulai dan meningkat dalam beberapa tahun terakhir, tetapi terlalu sedikit yang berakhir, dan di masing-masing konflik itu adalah penduduk sipil yang menanggung konsekuensinya,” tambahnya.

Tentara Rusia pada hari pertama kampanye militernya terus melakukan pergerakan maju ke arah Ibukota Ukraina, Kiev. Sejumlah daerah dilaporkan dikuasai oleh militer Rusia.

Pasukan Rusia berusaha untuk menembus wilayah Kiev Ukraina dan wilayah Zhytomyr di perbatasan Belarusia.

Para pejabat Ukraina di perbatasan mengatakan Rusia menggunakan sistem roket Grad sebagai bagian dari serangannya, dan mengklaim bahwa helikopter Rusia telah menyerang bandara militer dekat Kiev.

Salah satu daerah yang berhasil dikuasai oleh Rusia yakni Chernobyl, tempat bersejarah dimana pernah terjadi ledakan pembangkit listrik tenaga nuklir yang mengakibatkan ribuan korban jiwa.

Presiden Zelenskyy mengatakan bahwa pasukan Ukraina sempat mempertahankan Chernobyl dari pasukan Rusia yang berniat merebut bekas pembangkit listrik tenaga nuklir di Chernobyl, di utara Ukraina.

Di tempat lain, pemerintah regional yang bertanggung jawab atas wilayah Kherson selatan Ukraina mengatakan beberapa bagian wilayah itu telah diambil alih oleh militer Rusia.

Pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl pun pada akhirnya direbut oleh pasukan Rusia setelah pertempuran sengit untuk menguasai situs yang sekarang sudah tidak berfungsi.

“Mustahil untuk mengatakan pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl aman setelah serangan yang sama sekali tidak berguna oleh Rusia,” kata penasihat kantor Kepresidenan, Mykhailo Podolyak.

“Ini adalah salah satu ancaman paling serius di Eropa saat ini,” tambahnya.

Igor Novikov, mantan penasihat Zelenskyy mengatakan bahwa Ukraina membutuhkan bantuan untuk menjelaskan bagaimana bahayanya peperangan yang berkecamuk di Ukraina, untuk wilayah Eropa.

“Maksud saya, Ukraina memiliki 15 reaktor nuklir aktif dan limbah nuklir di Chernobyl: satu mortir meleset, dan semua orang di Eropa menghadapi bencana nuklir besar,” kata Novikov.

“Saya akan meminta semua orang untuk berbicara dengan perwakilan politik Anda, teman dan rekan Anda. Setiap orang harus memahami bahwa ini bukan hanya tentang Ukraina; seluruh Eropa dalam bahaya besar,” ujarnya.

Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian mengatakan bahwa Putin, ketika membuat ancaman tentang penggunaan senjata nuklir, perlu memahami bahwa NATO juga merupakan aliansi nuklir.

Ditanya apakah ancaman Putin atas “konsekuensi yang belum pernah Anda temui dalam sejarah Anda” sama saja dengan ancaman penggunaan senjata nuklir dalam konflik Ukraina, Le Drian mengatakan hal itu dipahami seperti itu.

“Ya, saya pikir Vladimir Putin juga harus memahami bahwa aliansi Atlantik (NATO) adalah aliansi nuklir. Itu saja yang akan saya katakan tentang ini,” kata Le Drian di televisi Prancis TF1.

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menuding bahwa agresi militer yang dilakukan oleh Rusia terhadap Ukraina bukanlah agresi terakhir yang dilakukan oleh Rusia. Menurutnya, Presiden Putin memiliki ambisi untuk membangkitkan kembali Uni Soviet.

“(Putin) memiliki ambisi yang jauh lebih besar di Ukraina. Dia ingin membangun kembali bekas Uni Soviet. Itulah masalahnya,” kata Biden.

“Dan saya pikir ambisinya benar-benar bertentangan dengan tempat di mana seluruh dunia telah tiba,” tandasnya.

Artikel Terkait