Gunung Semeru Erupsi Berkali-kali, Status Waspada Diperpanjang
GELUMPAI.ID – Gunung Semeru, yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl), tercatat beberapa kali mengalami erupsi dengan letusan mencapai ketinggian 700 meter di atas puncaknya pada Senin pagi.
Erupsi pertama terjadi pada pukul 00.23 WIB, meskipun visual letusan tidak terlihat, namun aktivitas tersebut terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 125 detik.
Selanjutnya, pada pukul 01.04 WIB, erupsi kedua terjadi dengan kolom letusan yang teramati mencapai sekitar 700 meter di atas puncak. Kolom abu yang muncul berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas yang cukup tebal, mengarah ke tenggara dan selatan. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 127 detik.
Gunung Semeru mengalami erupsi lagi pada pukul 03.36 WIB. Meskipun visual letusan tidak terlihat, erupsi tersebut terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 164 detik.
“Pada pukul 07.42 WIB, Gunung Semeru erupsi kembali dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 700 meter di atas puncak atau 4.376 mdpl,” ujar Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Sigit Rian Alfian dalam laporan tertulis yang diterima dikutip dari ChatNews.id, pada Senin (13/1).
Sigit menjelaskan bahwa kolom abu vulkanik yang teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas yang tebal mengarah ke utara dan timur laut. Erupsi tersebut tercatat di seismograf dengan amplitudo maksimum 21 mm dan durasi 117 detik.
Sekitar dua jam setelahnya, pada pukul 09.49 WIB, terjadi erupsi kembali meskipun visual letusan tidak terlihat. Erupsi tersebut tercatat di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 134 detik.
Sigit menambahkan bahwa status Gunung Semeru masih Waspada, dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan beberapa rekomendasi. Masyarakat diminta untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan dalam radius delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi). Selain itu, di luar jarak tersebut, masyarakat juga dilarang beraktivitas dalam jarak 500 meter dari tepi sungai sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terdampak perluasan awan panas dan aliran lahar yang bisa mencapai hingga 13 kilometer dari puncak.
Tinggalkan Komentar