Mengejutkan! Kumpul Kebo di Bali Dukung Orang Tua, Kenapa?

GELUMPAI.ID — Di Indonesia, seks di luar nikah dan kehamilan tanpa pernikahan sering dianggap tabu. Namun, fenomena ini justru mendapat dukungan di beberapa daerah, termasuk Bali.
Anastasia Septya Titisari, Peneliti Muda dari Pusat Riset Kependudukan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menjelaskan bahwa di Bali, ada sebuah budaya bernama “sing beling sing nganten,” yang berarti “tidak hamil, tidak menikah.” Budaya ini memungkinkan para remaja untuk terlibat dalam hubungan seks pranikah, dengan orang tua yang mendukungnya.
“Sing beling sing nganten ini bukan hanya slogan, tetapi sudah menimbulkan keresahan karena menyebabkan tingginya angka kehamilan yang tidak diinginkan,” kata Anastasia, yang dikutip dari tulisannya di The Conversation, Sabtu (1/3/2025).
Budaya ini, menurut Anastasia, mencerminkan ketimpangan gender yang diperkuat oleh konstruksi patriarkis. “Masyarakat membentuk peran perempuan sebagai penghasil keturunan, sehingga membatasi kebebasan perempuan dalam hal hak seksual dan reproduksi,” ujarnya.
Berdasarkan laporan Youth Voices Research, budaya ini mendorong hubungan seks pranikah untuk menguji kesuburan perempuan. Jika perempuan hamil, mereka akan menikah, namun jika tidak, pernikahan tidak akan terjadi.
“Sing beling sing nganten mencerminkan tekanan sosial bagi laki-laki untuk melanjutkan garis keturunan mereka. Namun, hal ini sangat merugikan perempuan,” tambah Anastasia. Perempuan yang tidak hamil sering kali menghadapi stigma sosial yang besar, yang berisiko merusak kesehatan mental dan emosional mereka.
Sebaliknya, perempuan yang hamil di luar nikah sering kali berada dalam posisi subordinat di masyarakat, menghadapi stigma dan keterbatasan hak dalam banyak aspek kehidupan mereka.
Sumber: CNBC Indonesia
Tinggalkan Komentar