GELUMPAI.ID – Umat Muslim di seluruh dunia menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan setiap tahunnya. Tapi, tahukah kamu kalau durasi puasanya bisa beda-beda? Ada yang 12 jam, ada yang 18 jam, bahkan ada yang cuma 1 jam!
Perbedaan ini terjadi karena panjang siang dan malam yang berubah-ubah, tergantung lokasi geografis dan musim. Misalnya, di Indonesia, waktu puasa relatif stabil, sekitar 12-14 jam. Sementara di negara-negara subtropis seperti Turki atau Spanyol, durasi puasa bisa mencapai 11-16 jam.
Tantangan berbeda dialami mereka yang tinggal di wilayah lintang tinggi, seperti Skandinavia atau Kanada bagian utara. Saat musim panas, mereka harus berpuasa hingga 18-22 jam. Tapi saat musim dingin? Bisa cuma 6-8 jam.
Bagaimana dengan Kutub Utara?
Baru-baru ini, sebuah video viral di media sosial memperlihatkan seorang warga Indonesia yang sedang berpuasa di Kutub Utara. Menurutnya, jika mengikuti waktu di sana, puasa hanya berlangsung satu jam saja! Bahkan, waktu salat maghrib, isya, dan subuh terjadi hampir bersamaan.
Dalam beberapa waktu tertentu, jeda antara dzuhur dan ashar hanya 10 menit, sementara maghrib terjadi satu menit setelah ashar. Ini terjadi karena fenomena unik di wilayah kutub, di mana siang dan malam bisa sangat ekstrem. Di musim panas, matahari tak pernah terbenam (matahari tengah malam), sedangkan di musim dingin, matahari tidak terbit sama sekali (malam kutub).
Lalu, bagaimana cara menentukan waktu puasa?
Karena kondisi ekstrem ini, umat Muslim yang tinggal atau bekerja di daerah kutub biasanya mengikuti salah satu dari beberapa metode:
- Mengikuti waktu Mekah – Banyak yang memilih patokan waktu ibadah dari Mekah, karena merupakan pusat kiblat umat Islam.
- Mengacu pada negara terdekat – Jika berada di Svalbard, Norwegia, misalnya, bisa mengikuti jadwal puasa di kota Tromsø atau Oslo, yang punya waktu siang-malam lebih normal.
- Durasi puasa rata-rata – Beberapa ulama menyarankan mengikuti durasi puasa global, sekitar 12-16 jam, agar lebih seimbang.
Dengan metode ini, umat Muslim tetap bisa menjalankan ibadah puasa dengan lebih fleksibel meskipun berada di wilayah ekstrem.
Sumber: CNN Indonesia