GELUMPAI.ID – Depok, kota satelit Jakarta dengan lebih dari 2 juta penduduk, memiliki sejarah panjang yang jarang diketahui banyak orang. Meskipun kini dikenal luas, banyak warga Depok sendiri yang tidak tahu bahwa nama kota ini merupakan singkatan dari bahasa Belanda yang berarti “Organisasi Kristen Protestan Pertama.”
Depok, yang terletak di Provinsi Jawa Barat, awalnya merupakan bagian dari Residensi Ommelanden van Batavia. Berdasarkan Keputusan Gubernur Batavia pada 11 April 1949, kota ini memiliki ikatan sejarah dengan perkembangan Kristen Protestan. Seorang tokoh penting dalam sejarah Depok adalah Cornelis Chastelein, pegawai VOC yang kemudian membeli tanah di sekitar Batavia pada akhir abad ke-17.
Dilansir dari Depok Tempo Doeloe, Chastelein memanfaatkan gajinya yang besar untuk membeli tanah di Weltevreden (sekarang Gambir) pada 1693 dan tanah di Serengseng (sekarang Lenteng Agung) dua tahun kemudian. Di tanah yang dibeli di Lenteng Agung, ia mendirikan rumah besar dan mengajak serta budak-budaknya untuk bekerja.
Chastelein, yang sangat menghormati hak asasi manusia, membebaskan semua budaknya, sebagian di antaranya adalah orang Kristen. Setelah pensiun, ia mengelola perkebunan di Depok dan Mampang. Tanah miliknya ini menghasilkan berbagai tanaman bernilai tinggi, seperti tebu, lada, pala, dan kopi.
Kekayaan Chastelein semakin berkembang hingga ia menjadi salah satu orang terkaya di Batavia. Tiga bulan sebelum meninggal pada 1714, Chastelein menuliskan surat wasiat yang mengamanatkan agar hartanya dibagikan kepada keluarganya dan bekas budaknya yang telah dibebaskan. Selain itu, ia ingin tanah yang ia miliki menjadi tempat penyebaran agama Kristen di Batavia.
Wasiat ini membawa para bekas budak Chastelein mendirikan sebuah komunitas yang dinamakan De Eerste Protestantse Organisatie van Kristenen. Nama komunitas ini kemudian menjadi asal-usul nama Depok.
Seiring perkembangan zaman, nama Depok tetap bertahan hingga era modern. Namun, muncul berbagai versi baru mengenai kepanjangan Depok. Salah satu versi yang populer di kalangan masyarakat adalah singkatan dari “Daerah Permukiman Orang Kota.” Interpretasi ini menambah warna pada sejarah nama Depok yang telah bertahan selama ratusan tahun.