News

Gofar Hilman Buka Suara, Maafkan Syerin atas Segala Tuduhan, Bantah Paksa Lakukan Klarifikasi

GELUMPAI.ID – Usai Syerin melakukan klarifikasi atas dugaan pelecehan yang terjadi, Gofar Hilman pun buka suara. Menurut mantan penyiar radio tersebut, ia telah memaafkan Syerin.

Dalam cuitan dirinya, Gofar mengatakan bahwa selama 9 bulan, dirinya telah berusaha mencari titik terang atas tudingan pelecehan seksual, yang dialamatkan kepada dirinya oleh Syerin pada 8 Juni tahun lalu.

“Dari menghubungi pihak terkait dan pendampingnya, serta menempuh cara formal lain tapi tidak juga ada titik terang,” cuitnya.

Menurutnya, pertemuan pertama kali dengan Syerin terjadi pada 10 Fabruari kemarin. Difasilitasi oleh pihak Kepolisian, Gofar dan Syerin pun melakukan mediasi.

“Pada saat mediasi, baik gue dan yang bersangkutan memaparkan kronologi kejadian di depan pihak kepolisian. Alhamdulilah, proses mediasi berjalan dengan lancar dan tidak ada perdebatan antara kedua belah pihak,” ungkapnya.

Bahkan menurutnya, sebelum ia memaparkan bukti yang dirinya bawa, Syerin terlebih dahulu mengakui bahwa cuitan mengenai pelecehan seksual tersebut tidak benar. Menurut Syerin, itu hanya delusi belaka.

“Dengan penyesalan yang mendalam, yang bersangkutan didampingi kedua orantuanya juga sudah meminta maaf karena telah menuduh dan menyebarkan sebuah informasi yang tidak benar dan tidak bisa dipertangungjawabkan. Gue sendiri pun sudah dengan ikhlas memaafkan,” ucapnya.

Atas kejadian tersebut, Gofar mengaku bahwa banyak pelajaran berharga terhadap Syerin selaku penuding. Ia pun berharap kasus tersebut dapat menjadi pelajaran berharga bagi seluruh masyarakat, agar dapat bijak dalam bersosial media.

Ia mengaku bahwa sejak awal, dirinya merasa yakin bahwa kasus yang ditudingkan kepada dirinya itu tidaklah benar. Ia pun membantah bahwa Syerin melakukan klarifikasi atas tekanan dirinya.

“Semua yang dinarasikan mengenai seberapa powerful gue itu justru hal-hal yang ada di luar kapasitas gue. Itikad gue cuma sederhana ketemu sama Syerin, ngobrol dan mencari titik terang bersama. Tidak semua orang bisa menerima dan memahami, tapi apa yang ada bukanlah sebuah paksaan dan rekayasa,” tandasnya.

Artikel Terkait

Tinggalkan Komentar