Food Health & Fitness Lifestyle

Lima Cara Efektif Atasi Kantuk Setelah Makan

GELUMPAI.ID – Rasa kantuk setelah makan adalah fenomena yang kerap dialami banyak orang. Kondisi ini umumnya wajar terjadi, terutama bila tidak disertai gejala lain seperti mual atau pusing. Menurut penelitian, rasa kantuk usai makan disebabkan oleh perubahan hormon dalam tubuh. Hormon melatonin dan serotonin yang meningkat setelah makan turut memengaruhi munculnya rasa kantuk.

Namun, terlalu sering tidur setelah makan justru dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Untuk itu, penting mengetahui langkah-langkah yang dapat membantu mengatasi rasa kantuk tersebut. Berikut lima cara mengatasinya, dilansir dari Sleep Foundation dan beberapa sumber terpercaya lainnya.

1. Pilih Makanan yang Seimbang

Pemilihan jenis makanan menjadi kunci utama untuk menghindari kantuk setelah makan. Hindari makanan tinggi lemak, terutama lemak jenuh, seperti gorengan, pizza, daging olahan, dan makanan panggang. Makanan-makanan ini dapat memicu lonjakan gula darah yang berkontribusi pada rasa kantuk.

Sebaliknya, perbanyak konsumsi sayuran, buah, kacang-kacangan, dan makanan rendah lemak jenuh. “Pola makan bergizi terbukti membantu mengurangi kantuk di siang hari,” ungkap penelitian yang dikutip dari Sleep Foundation.

2. Hindari Makan Berlebihan

Porsi makan yang berlebihan bisa memicu rasa kantuk yang lebih parah. Ketika tubuh mengonsumsi kalori dalam jumlah besar, energi lebih banyak dialihkan untuk proses pencernaan. Ini menyebabkan tubuh merasa lemas dan mengantuk.

Dikutip dari Sleep Foundation, mengurangi asupan kalori saat makan dapat menekan risiko munculnya kantuk setelah makan. Selain itu, menjaga porsi makan juga baik untuk menjaga berat badan ideal.

3. Pastikan Tidur Cukup

Kualitas tidur yang baik di malam hari sangat berpengaruh terhadap energi tubuh di siang hari. Orang dewasa umumnya membutuhkan waktu tidur selama 7-8 jam setiap malam.

Jika kurang tidur, tubuh akan lebih mudah merasa lelah, terutama setelah makan siang. “Kurang tidur juga bisa memicu masalah kesehatan seperti gangguan konsentrasi, tekanan darah tinggi, dan stres,” menurut studi yang dilansir dari Sleep Foundation.

Artikel Terkait

Tinggalkan Komentar